Sabtu, 20 April 2024

Mengolah Limbah Paralon Bekas Jadi Karya Seni

Berita Terkait

Azman Syah membuat kerajinan paralon bakar di rumahnya Griya Hang Tuah Permai Tanjungpinang, Senin (20/3). F.Yusnadi/Batam Pos

batampos.co.id – Kreatifitas adalah cara mengapresiasikan diri dengan menggunakan berbagai cara yang merupakan hasil dari ide dan pemikiran. Seperti membuat kerajinan sehingga menjadi suvernir yang diolah menggunakan limbah paralon yang dibakar dan dirubah menjadi karya seni yang mempunyai nilai jual tinggi.

Hal tersebut dilakukan Azman Syah,39 yang membuka galeri Insan Mulia Handycraft di Perumahan Griya Hang Tuah Permai di jalan Ganet Tanjungpinang. Dengan ketekunan dan keuletannya, paralon bekas diubah menjadi produk kerajinan seperti tepak sirih, tempat tisu, asbak, miniatur kapal, plakat, kaligrafi, hiasan lampu, sketsa wajah, toples, tempat minuman, vas bunga dan rak sepatu.

Hanya bermodal potongan paralon bekas, alat pembakar, cat pernis dan alat pemotong seperti gerinda potong dan gergaji ukir, semua limbah diolah menjadi kerajinan yang mampu bersaing dan menjadi karya seni bernilai jual tinggi.

Memulai usaha sejak tahun 2015, Azman panggilan akrabnya mengatakan awalnya ia membuka video di youtube yang memperlihatkan cara membuat kerajinan paralon. Lalu ia berinisiatif untuk mencobanya. Proses pembuatan kerajinan tangan berbahan dasar paralon ini tidaklah sulit, tapi membutuhkan ketekunan dan kreatifitas untuk menciptakan suatu produk kerajinan.

“Membuatnya tidak rumit, harus berjiwa seni dan butuh ide kreatif dan pemikiran yang matang,” kata pria yang juga berprofesi sebagai guru SLB Negeri 1 Tanjungpinang.

Pada waktu senggangnya, Azman mengaku selalu mengumpulkan potongan paralon yang terbuang dan tidak terpakai. Lalu ia kumpulkan di rumahnya. “Bahan dasar paralon sangat penting, jadi harus dikumpulkan terlebih dahulu, bagi yang punya paralon bekas bisa menjualnya ke saya” katanya.

Setelah bahan bahan terkumpul, proses pertama yang dilakukan untuk membuat kerajinan tangan seperti tempat tisu atau tepak sirih adalah memotong paralon menjadi beberapa bagian. Lalu dibakar sesuai kebutuhan. Setelah dibakar, paralon lalu diamplas untuk membuang bagian yang hangus dan dibentuk sesuai pesanan.

Setelah bahan sudah berbentuk, kerajinan paralon bakar ini masuk tahap penyelesaian, kerajinan tersebut akan di cat pernis untuk menambah keindahan. “Untuk pengolahan satu jenis kerajinan, dibutuhkan waktu satu hingga dua hari tergantung kesulitan,” jelas Azman.

Selain itu, Azman juga pernah mengikuti lomba kerajinan lokal ataupun tingkat nasional dan berhasil menyabet juara seperti Juara tiga Pekan Inovasi Nasional 2016 di Padang, Juara satu Pekan Inovasi 2016 di Tanjungpinang dan Juara dua Festival Bahari Kepri 2016. “Alhamdulillah karya saya sangat dihargai,” ungkapnya.

Untuk harga, kerajinan paralon bakar buatan Azman sangat terjangkau. Mulai dari harga Rp20ribu hingga Rp100ribu untuk setiap produk kerajinan. “Tidak begitu mahal, sesuailah dengan bentuk, keunikan dan motifnya,” paparnya.

Untuk memasarkan kerajinan buatannya, Azman mengaku menitipkan di sejumlah pasar oleh oleh di Tanjungpinang. Ia juga selalu mengikuti kegiatan pameran-pameran kerajinan tangan untuk memperkenalkan produknya. “Alhamdulillah dengan mengikuti pameran kerajinan dan seni, banyak yang kenal kerajinan tangan buatan saya,” akunya.

Banyak potensi yang dapat digali di Tanjungpinang untuk berkarya dan menjadi suatu keharusan untuk membangun Tanjungpinang dari sektor ekonomi. Selagi masih muda, harus fokus kepada hal yang disukai dan memanfaatkan waktu untuk hal positif seperti mengolah limbah menjadi karya seni bernilai tinggi. “Selagi masih muda, kita harus fokus mengembangkan bakat serta kreatifitas,” ujar pria yang juga seorang ustad ini.

Ia berharap pemerintah dapat menggandeng pelaku usaha kecil untuk mengembangkan usaha mereka sehingga produk produk yang dihasilkan dan bernilai jual tinggi dapat dipasarkan secara meluas. “Dengan adanya karya seni ini, dapat membuat wisatawan lokal dan mancanegara untuk datang ke Tanjungpinang, dan membeli produk yang benilai seni ini sebagai buah tangan,” harapnya. (odi)

Update