batampos.co.id – Saat pemeriksaan x-ray di SCP Terminal Kedatangan 1A, petugas melihat adanya satu magazin di dalam tas.
Tas itu milik seorang PNS bernama Karthika Monim.
Kini ia harus berurusan dengan Polresta Bandara Soekarno-Hatta (Soetta).
Di dalam tas perempuan yang tugas di salah satu dinas di Pemkot Jayapura, itu didapati satu buah magazin berisi 25 butir amunisi senjata api laras panjang.
Penumpang pesawat itu diamankan saat mengambil tasnya di tempat pemeriksaan barang di Terminal Kedatangan 1A, Cengkareng. Senior Manager Aviation Security (Avsec) Bandara Soekartno Hatta, Tommy Bhawono mengatakan tertangkapnya Karthika terjadi Senin (27/3) pukul 20.15.
”Benar satu magazin dan 25 butir peluru tajam kaliber 5,6 mm. Kebetulan pas pemeriksaan barang bawaan penumpang dari Papua di Terminal Kedatangan 1 A dilakukan. Kami pun langsung panggil anggota Polres Bandara untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya kepada INDOPOS, kemarin (28/3).
Tommy menjelaskan, Karthika merupakan penumpang pesawat Lion Air JT 0794 Tujuan Jayapura-Jakarta yang berangkat dari Bandara Sentani, Jayapura pukul 13.00. Sebelum sampai ke Jakarta, kata dia juga, penumpang maskapai Lion Air itu transit di Bandara Hasanuddin, Makassar.
Saat tiba di pintu kedatangan 1A, mesin pemidai yang dilengkapi inframerah mendeteksi barang dalam tas perempuan tersebut. ”Kemungkinan besarnya amunisi ini dibawa dari Irian ke Jakata. Amunisi ini masih aktif dan kami takut meledak terpaksa langsung diamankan ke Polres Bandara,” paparnya juga.
Dari pemeriksaan, ujar Tommy lagi, amunisi yang dibawanya Karthika mirip amunisi yang digunakan TNI untuk senjata api laras panjang. Saat diinterogasi, Karthika mengatakan jika 25 butir peluru yang tersimpan dalam tasnya itu bukan miliknya.
PNS yang hendak mengikuti pertemuan di salah satu kementerian itu juga mengaku tidak memiliki atau membawa amunisi senjata api laras panjang itu ketika hendak terbang ke Jakarta. Bahkan, dia menuding ada orang lain yang memasukan peluru-peluru itu ke tasnya.
”Sama kami memang Karthika tidak mengakui amunisi itu miliknya, tetapi kenapa sampai ada di dalam tas bawaannya. Ini yang sangat aneh sekali. Kalau pun ada yang memasukannya saat pesawat transit tidak masuk akal. Biar saja polisi yang menguak penemuan peluru itu,” cetusnya.
Dikonfirmasi terpisah, Kasubbag Humas Polresta Bandara Soetta, Ipda Prayogo mengatakan proses pemeriksaan dan penyidikan terhadap PNS asal Papua itu masih terus dilakukan pihaknya bersama Satintelkam Polres Bandara Soetta.
Ketika ditanya mengenai ada atau tidaknya keterlibatan Karthika dalam jaringan terorisme dengan membawa amunisi tersebut? Dirinya pun tidak mau menjawab.
”Tunggu hasil penyelidikan, baru dapat disimpulkan,” tuturnya.
Dia juga mengaku, pihaknya ingin tahu dari mana asal peluru ini dan untuk tujuan apa dibawa dari Papua ke Jakarta. Ditambahkan Prayogo juga, pihaknya akan berkoordinasi dengan Polda Metro Jaya dan Polda Papua guna menyelidiki temuan amunisi tersebut. (cok/yuz/JPG)