Bangka Belitung sebuah provinsi berjuluk Bumi Laskar Pelangi memiliki geopark yang sangat bagus.
Geopark ini sedang diusulkan agar masuk ke dalam daftar Organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan atau United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
Pada akhir Februari lalu, Pemerintah Kabupaten Belitung dan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur telah meluncurkan Badan Pengelola (BP) Geopark Belitong. Kini, BP Geopark langsung tancap gas dengan menghimpun dana corporate social responsibility (CSR) untuk melestarikan keragaman geologis, hayati dan budaya di Belitong.
Tim Percepatan Destinasi Prioritas Kementerian Pariwisata (Kemenpar) pun telah mencatat perkembangan Belitung sebagai destinasi unggulan. Person in charge (PIC) Tanjung Kelayang Larasati Sedyaningsih mengatakan, BP Geopark Belitong telah bekerja sama dengan pihak lain.
Laras menjelaskan, beberapa waktu lalu BP Geopark Belitong menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan BCA. “MoU itu dalam rangka pemanfaatan dana CSR BCA untuk keperluan pelatihan dan penelitian,” ujar Laras.
Langkah lain yang ditempuh BP Geopark Belitong adalah menandatangani MOU dengan Pertamina International EP dan Ikatan Keluarga Belitung pada 31 Maret 2017. Tujuannya juga dalam rangka pelatihan dan penelitian. “Kerja sama ini dalam rangka menjadikan Belitong sebagai UNESCO Global Geoparks,” sambungnya.
Laras meyakini Belitong bisa menembus daftar UNESCO Global Geopakrs. Sebab, Belitong punya modal besar untuk itu.
Di Belitong ada Pantai Tanjung Tinggi yang sangat memesona. Pantai yang diapit semenanjung Tanjung Kelayang dan Tanjung Pendam itu sudah mengantongi predikat bergengsi. “Pantai Tanjung Tinggi masuk dalam jajaran tujuh pantai terindah di dunia versi Majalah Vogue,” sebut Laras.
Lebih lanjut Laras mengatakan, Belitong juga bakal semakin mudah dijangkau melalui udara. Rencananya, akan ada penerbangan internasional Lion Air dari Kuala Lumpur ke Bandara Internasional HAS. Hanandjoeddin di Tanjung Pandan, Belitung. “Penerbangan internasional Lion Air rute KL-Belitung masih menunggu slot dari KL,” tutur Laras.
Sedangkan untuk menggenjot amenitas, Dewan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Kelayang pada 20 Maret 2017 lalu menggelar rapat di kantor Gubernur Babel. Salah satu agendanya adalah mendengar paparan Konsorsium Belitung Maritime Silk Road (BMSR). Konsorsium yang terdiri dari lima perusahaan itu sudah mengembangkan Tanjung Kelayang selama setahun ini.
Menteri Pariwisata Arief Yahya bahkan memuji kecepatan Konsorsium BMSR. Sebab, begitu Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2016 tentang KEK Tanjung Kelayang diteken Presiden Joko Widodo pada 18 Maret 2016, pada 2 September 2016 sudah ada groundbreaking.(*)