Sabtu, 17 Mei 2025

Rp 5 M dari APBN untuk RSJ

Berita Terkait

batampos.co.id – Ketua Komisi IV DPRD Kepri, Teddy Jun Askara mengatakan sudah semestinya Kepri memiliki Rumah Sakit Jiwa (RSJ). Upaya itu sudah dikerjakan melalui pengajuan bantuan ke pemerintah pusat yang sudah dikabulkan.

“Tahun ini ada bantuan sebesar Rp 5 miliar dari APBN untuk mengubah fungsi RSUD di Tanjunguban sebagai RSJ,” kata Teddy, belum lama ini.

Bangunan RSUD Kepri di Tanjunguban akan dialihfungsikan dari rumah sakit umum menjadi RSJ. Karena itu bantuan dari APBN, kata Teddy, akan digunakan terlebih dahulu untuk pembangunan dan perbaikan sarana fisik rumah sakit. Sembari pengerjaan itu, fungsi RSUD Tanjunguban tetap melayani pelayanan kesehatan secara umum sebagaimana biasanya.

“Sementara fisiknya dulu. Tahun depan, sudah mulai diajukan untuk penganggaran fasilitas di dalamnya. Termasuk nanti akan dipikirkan untuk perekrutan tenaga kesehatan jiwa,” terang dia.

Dengan pembangunan RSJ ini, kemudahan akses untuk mendapatkan kesembuhan dari gangguan jiwa akan jauh lebih mudah. “Tidak ada lagi penderita yang terpaksa dirawat seadanya. Atau bahkan sampai harus repot dibawa ke Pekanbaru,” ucap Teddy.

Menggesa perolehan layanan pengobatan gangguan jiwa, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kepri, Tjetjep, mengatakan pembangunan ruang tersebut tak hanya satu-satunya upaya. “Saat ini juga berjalan pelatihan fasilitas tenaga kesehatan jiwa,” terang Tjetjep.

Pelatihan ini diberikan kepada 25 orang yang bakal menjadi tenaga kesehatan jiwa di RSUD Tanjunguban tersebut. Terdiri dari dokter dan perawat. Untuk sementara ini, pelayanan kesehatan gangguan jiwa hanya dapat dilayani oleh lima orang dokter melayani tujuh kabupaten/kota di Kepri.

Persebaran ke lima dokter spesialis jiwa ini, kata Tjetjep, pun tak merata. “Lima ini dua di antaranya berada di Tanjungpinang dan tiga lainnya di Batam,” sambung dia.

Kondisi ini lantas membuat masyarakat Kepri sulit mendapatkan pengobatan jiwa. Bergubung jika harus dikirim ke Rumah Sakit Jiwa di Pekanbaru, yang mana merupakan satu-satunya alternatif pengobatan langsung. Pasien dari Kepri dibatasi. Dikarenakan kapasitas rumah sakit yang terbatas. Belum lagi RSJ di Riau itu juga memprioritaskan masyarakat Pekanbaru sendiri.

Untuk saat ini, 30 warga Kepri yang menderita gangguan jiwa berat, akhirnya mendapatkan di Pekanbaru. Namun sebagian lainnya, terpaksa harus dirawat di rumah.

“Namun kami pastikan, yang berat-berat ini harus bisa dirawat di RSJ. Kalau yang ringan, sementara waktu tak terlalu bermasalah jika dirawat jalan,” kata Tjetjep menerangkan. (aya)

Update