batampos.co.id – Yayasan Hidayatullah Batam di Batuaji kini memiliki Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) Hidayatullah Batam. Perguruan tinggi kelima dari Yayasan Hidayatullah Indonesia itu akan melengkapi lembaga pendidikan di Pondok Pesantren Hidayatullah Batam mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi.
STIT Hidayatullah Batam tersebut diresmikan langsung oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Hidayatullah Ustaz Nashirul Haq bersama jajaran petinggi Yayasan Hidayatullah Batam yang dipimpin oleh Ustaz Jamaludin Nur di gedung Yayasan Hidayatullah Batam di jalan Brigjen Katamso, Tanjunguncang, Batuaji, Jumat (5/5) pagi.
Sebagai kampus baru, Ketua Yayasan Hidayatullah Batam, Jamaludin Nur mengatakan, tahun ajaran baru nanti, STIT Hidayatullah Batam membuka dua program studi yakni Strata I (S1) Manajemen Pendidikan Islam (MPI) dan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI). “Satu prodi masing-masing dua lokal akan dibuka. Satu untuk pria satu untuk wanita jadi terpisah,” ujar Jamaludin.
Prodi MPI bertujuan untuk membentuk sarjana pendidikan Islam yang berwenang sebagai pengelola administrasi sekolah dan ahli dalam manajemen lembaga pendidikan Islam serta mampu sebagai tenaga pendidik agama di MI/SD, MTs/SLTP dan MA/SLTA.
Sementara PGMI untuk melahirkan lulusan yang memiliki kompetensi pedagogik, profesional dan berkarakter islami serta menghasilkan karya-karya ilmiah sebagai landasan memecahkan masalah pendidikan di MI/SD, MTs/SLTP dan MA/SLTA.
“Tujuan umumnya untuk menghasilkan sarjana muslim yang kokoh akidah dan berakhlak mulia,” ujar Jamaludin.
STIT Hidayatullah Batam saat ini sudah buka pendaftaran dan terbuka bagi calon mahasiswa-mahasiswa dari sekolah umum lainnya. “Target utamanya adalah lulusan dari Hidayatullah, tapi untuk umum juga dibuka tanpa harus diasramakan,” kata Jamaludin.
Sementara itu, Nashirul Haq dalam arahanya berharap agar Yayasan Hidayatullah Batam sebagai penanggung jawab kampus baru tersebut segera melengkapi berbagai macam persyaratan dan administrasi yang ada agar keberadaan STIT Hidayatullah Batam tersebut tidak bermasalah di kemudian hari.
“Kami tentunya mendukung dan ini bagus, terus melanjutkan santri dan santriwati Hidayatullah untuk mendapatkan pendidikan di Yayasan Hidayatullah ke jenjang pendidikan tinggi. Tapi segala persyaratan harus segera dilengkapi semua sebab Juli nanti sudah mulai kuliah,” pesannya.
Senada disampaikan oleh Prof dr. H Ahmad Mujahiddin selaku akademisi dari Jakarta yang meminta agar kurikulum 140 SKS segera dirampung sebelum September mendatang agar segera dilaporkan ke kopertis. “Persyaratan lainnya kampus ini harus memiliki tiga mata kuliah wajib yakni Pancasila, Bahasa Indonesia dan Agama,” imbaunya.
Sebagai kampus baru bertipe C, Ahmad Mujahiddin mengingatkan, STIT Hidayatullah Batam baru diperbolehkan buka dua prodi dan itu tidak boleh diubah hingga lima tahun ke depan atau wisuda pertama dilakukan. “Dan juga sebagai perguruan tinggi baru, per lokal maksimal hanya 30 orang. Satu prodi baru boleh buka dua lokal. Itu sudah aturan nasional,” ujarnya.
Tidak itu saja STIT Hidayatullah Batam juga diwajibkan sedikitnya memiliki enam dosen tetap. “Itu tidak bisa ditawar. Kita semua menginginkan perguruan tinggi ini dan ini baik, tapi semua aturan yang ada harus dipatuhi,” imbaunya. (eja)