Kamis, 18 April 2024

Pertumbuhan Ekonomi Kepri Melambat, Inflasi Meningkat

Berita Terkait

batampos.co.id – Dalam kajian ekonomi dan keuangan regional Kepri kuartal pertama 2017, kepala perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kepri, Gusti Raizal Eka Putra mengaku, pertumbuhan ekonomi Kepri mengalami perlambatan dibanding dengan pertumbuhan yang terjadi di kuartal keempat tahun lalu.

“Dalam kuartal pertama 2017 ini hanya tumbuh sekitar 2,02 persen,” ujarnya saat acara press conference di Grands I Hotel Nagoya, Rabu (10/5).

Ia mengatakan, pemicu dari perlambatan ekonomi tersebut datang dari permintaan konsumsi pemerintah yang menurun. Dimana, kinerja dari realisasi APBD masih relatif sangat rendah, hanya sekitar delapan persen.

“Dibandingkan lebih rendah dengan kuartal yang sama di 2016, yang bisa mencapai 12 persen lebih,” terangnya.

Dari sisi net ekspor juga mengalami pertumbuhan negatif sekitar 6,5 persen yang mendorong perlambatan ekonomi Kepri. Namun, lanjut Gusti, perlambatan ini masih dapat ditahan mengingat konsumsi rumah tangga dan investasi masih menunjukkan pertumbuhan positif di quartal pertama 2017 ini.

“Dilihat secara keseluruhan sektoral (empat sektor), memang mengalami pertumbuhan negatif,” sebutnya lagi.

Dirincikannya, pada industri pengolahan mengalami pertumbuhan negatif sebesar 0,2 persen, dan pertambangan dan penggalian juga -6 persen. Sedangkan, sektor perdagangan dan konstruksi mengalami pertumbuhan positif, tetapi tetap menurun dibanding quartal empat 2016.

Dipandang dari segi inflasi, Kepri di quartal pertama secara tahunan mengalami peningkatan mencapai 4,44 persen. Hal ini didorong oleh penyesuaian harga tarif listrik di Batam.

“Maret lalu ada penyesuaian tarif listrik sebesar 30 persen yang mendorong peningkatan inflasi di April,” paparnya.

Di samping itu, hampir setiap tahun di bulan puasa dan lebaran juga selalu mengalami inflasi diatas satu persen. Maka tahun ini kebijakan pengendalian inflasi tersebut akan dimulai dari dukungan kuat pemerintah pusat.

“Dirjen kementerian perdagangan ikut memantau stok barang kebutuhan pokok di Kepri,” kata Gusti.

Para penegak hukum yang bekerjasama dengan KPPU juga turut mengawasi harga barang serta memantau kegiatan atau indikasi penibunan dari pihak distributor. “Dan sejauh ini, persediaan bahan pokok di Kepri masih relatif aman,” tuturnya.

Dari kajian tersebut, diproyeksikan quartal kedua Kepri hanya tumbuh sekitar 3,7 sampai 4,1 persen. Gusti berpendapat, akan terjadi peningkatan konsumsi di bulan puasa dan realisasi proyek-proyek pemerintah yang optimal. Selain itu, sinyal ekonomi global diperkirakan akan tumbuh membaik.

“Mudah-mudahan baik ini juga terkonfirmasi dengan permintaan barang atau produk-produk dari Kepri,” ungkapnya. (nji)

Update