batampos.co.id – Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Kepri mengeluarkan sejumlah motif baru batik Kepri. Sebanyak 20 orang pengrajin sedang dilatih saat ini untuk membuat dan memproduksi batik tersebut.
Ketua Umum Dekranasda Kepri, yang juga Istri Gubernur Kepri, Noor Lizah Nurdin, Senin (15/5) berkesempatan meninjau pengerjaan motif baru batik Kepri tersebut oleh pengerajin di lantai dasar Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM) Batam. Noor Lizah didampingi Kabid Industri Kecil Menengah (IKM) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kepri Ria Wina.
Di lokasi pelatihan Noor Lizah menemui sekitar 10 perempuan yang sedang membatik dengan menggunakan canting. Juga ada satu orang laki-laki yang sedang mengerjakan batik cap. Noor Lizah bahkan sempat mencoba mempraktekan cara mengerjakan batik cap, mencelup kain batik dengan pewarna alami dan melihat proses merebus serta menjemur kain batik.
“Saya bersyukur sekali saat ini Kepri sudah memulai produksi sendiri Batik Kepri. Dari dulu saya berfikir, saat masih jadi istri Bupati Karimun, kenapa Batik Kepri tidak kita produksi sendiri. Saya saat itu yakin Kepri pasti bisa , cuma belum dimulai saja. Dan saat ini jalan itu sudah dimulai. Dan saya mendukung sepenuhnya,” ungkap Noor Lizah.
Noor Lizah juga langsung merespon beberapa kendala yang disampaikan tenaga pengajar membatik. Menurutnya, Dekranasda Kepri dan Pemda Kepri harus segera mencari solusi terjadinya ciplakan motif Kepri yang sudah dibuat.
Soalnya, Kepri belum memiliki sendiri alat batik cetak dari tembaga yang digunakan dalam membatik cap.
“Saat ini selesai motif dibuat, dikirim ke Jawa untuk dibuatkan alat cetak tembaganya. Setelah dibuatkan dikirim lagi ke Kepri untuk kita gunakan mencetak Batik Cap. Saat pembuatan alat batik itulah riskan terjadi duplikasi. Sehingga saat mereka sudah produksi , kita di Kepri bahkan baru mau cetak. Jalan keluarnya adalah urus hak paten dan buat cetakan sendiri. Dan saya berjanji akan mencarikan jalan keluar untuk kendala ini secepatnya. Pelan-pelan karena butuh anggaran,” jelas Noor Lizah.
Menurut Kabid Industri Kecil Menengah (IKM) Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kepri Ria Wina kegiatan membatik tersebut merupakan bimbingan tekhnis IKM Batik melalui pewarna alami, kerjasama Disperindag Kepri dengan Dekranasda Kepri.
“Tahap awal ini kami baru mengambil 20 orang masyarakat untuk dilatih membatik. Kami mengambil pelatih batik langsung dari Yogyakarta. Target kami dari bimbingan ini lahirlah motif-motif batik baru. Motif-motif baru tersebut akan memperkaya jumlah batik Kepri yang ada sebelum ini, yakni batik Tikar,” jelas Ria Wina.
Saat ini, lanjut Ria Wina, para pembatik fokus ke motif-motif yang berasal dari kekayaan laut Kepri, seperti rumput laut, bakau, ikan dan kekayaan laut Kepri lainnya. (bni)