Kamis, 9 Januari 2025

Ladies, Berikut Cara Simpan Daging yang Baik dan Benar

Berita Terkait

Warga sedang memilih daging di Pasar Fanindo, Tanjunguncang, Batuaji, Senin (8/5). Harga daging beku masih normal menjelang bulan puasa Rp 80.000. F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Meningkatnya harga-harga kebutuhan pokok, seperti daging sapi dan ayam potong sangat memberatkan masyarakat. Karena itu, perlu diupayakan kiat-kiat penting dalam menyimpan daging secara benar.

Universitas Gajah Mada (UGM) memberikan edukasi kepada masyarakat cara menyimpang daging dan ayam agar tetap segar.

“Menjelang hari besar keagamaan, masyarakat biasanya mendapatkan daging yang cukup melimpah. Karena itu, kiat menyimpan daging secara benar perlu dilakukan agar nutrisi di dalam daging tidak hilang dan tetap terjaga kesegarannya,” kata Kepala Laboratorium Ilmu dan Teknologi Daging Fakultas Peternakan UGM, Jamhari, dalam keterangan tertulis, Kamis (18/5).

Kiat 1
Masyarakat harus mengenali daging yang baik. Sebelum menyimpan daging, ada baiknya masyarakat mengenali terlebih dahulu daging yang baik. Secara umum, daging yang sehat berwarna merah segar, tidak berlendir, dan memiliki bau khas daging. Apabila daging telah mengalami perubahan warna yang tidak semestinya, daging tersebut tidak layak dikonsumsi.

“Kalau daging berwarna gelap, bisa disebabkan ternak kurang diistirahatkan sebelum dipotong. Proses istirahat diperlukan karena akan memengaruhi warna dan keempukan daging,” jelas Jamhari.

Kiat 2
Masyarakat sebaiknya menyimpan daging dalam plastik food grade. Sebelum dimasukkan ke kulkas, disarankan daging dipotong-potong sesuai takaran konsumsi. Sehingga, ketika akan mengolah daging tidak perlu mengeluarkan semua. Daging sebaiknya dimasukkan ke dalam plastik transparan yang tergolong food grade dan hindari menyimpan daging dalam kantong plastik berwarna-warni.

“Tidak dianjurkan untuk memasukkan kembali ke dalam kulkas daging beku yang sudah dikeluarkan hingga encer. Dalam kondisi seperti ini mikrobia semakin banyak dan akan mempercepat proses pembusukan,” katanya.

Kiat 3
Masukkan dan keluarkan daging secara bertahap. Setelah hewan dipotong, akan terjadi kontraksi atau “rigor mortis” pada daging. Sebaiknya, kontraksi ini ditunggu hingga selesai kemudian daging dimasukkan ke dalam kulkas. Daging dimasukkan ke dalam kulkas secara bertahap, yaitu diletakkan di  kulkas bagian refrigerator terlebih dahulu selama 24 jam. Kemudian, pindahkan daging ke dalam freezer. Hal ini untuk menghindari temperature shock yang dapat menyebabkan daging alot.

“Ketika mengeluarkan daging dari kulkas, juga disarankan untuk dilakukan secara bertahap. Pertama, pindahkan daging dari freezer ke bagian refrigerator kulkas dan biarkan sampai mencair. Setelah itu, keluarkan daging dari bagian refrigerator dan daging dapat dimasak,” ungkapnya.

Kiat 4
Pisahkan daging dan jeroan, karena jeroan lebih cepat rusak dibandingkan daging, sehingga disarankan untuk menyimpan di freezer yang berbeda.

“Jeroan dan daging harus disimpan dalam freezer yang berbeda untuk menghindari adanya kontaminasi silang. Meskipun daging disimpan dalam wadah yang berbeda tetapi masih dalam satu freezer, akan terjadi kontaminasi silang,” terang Jamhari.

Kiat 5
Simpan daging dengan suhu yang tepat. Sebab daging yang disimpan di kulkas bagian refrigerator dapat bertahan 3-4 hari. Di dalam freezer pada temperatur di bawah -180C daging dapat bertahan hingga enam bulan dengan tidak terjadi perubahan dari sisi nutrien. Temperatur -180C, menyebabkan seluruh air di dalam daging membeku sehingga tidak dapat dimanfaatkan mikrobia untuk tumbuh.

“Dengan memerhatikan saran kami diatas tentang kiat-kiat menyimpan daging secara benar, diharapkan kesehatan masyarakat tetap terjaga. Khususnya selama berpuasa,” tutup Jamhari. (cr1/JPG)

Update