Selasa, 23 April 2024

Batam Sulit Terapkan Belajar Lima Hari

Berita Terkait

Proses belajar di SDN 008 Batuaji yang menumpang di sekolah SDN 002 Batuaji.Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Sistem belajar lima hari (Senin-Jumat) dan Sabtu libur akan diterapkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai tahun ajaran baru 2017/2018 ini. Sayangnya, belum semua daerah bisa menerapkan kebijakan tersebut, termasuk Batam.

Kepala Dinas Pendidikan Kota Batam, Muslim Bidin mengaku Batam belum siap menerapkan sistem belajar lima hari itu. Alasannya, sampai saat ini hampir 90 persen sekolah di Batam masih menerapkan sistem belajar dalam dua hingga tiga shift. “Nah kita terbentur di sini,” sebut pria kelahiran Rempangcate, Jumat (9/6/2017).

Menurutnya, sebagai daerah yang berkembang dengan angka pertumbuhan anak usia sekolah yang tinggi, tidak sebanding dengan jumlah infrastruktur serta sarana dan prasarana yang ada. Hal inilah yang menjadi persoalan bagi Batam.

“Kompleks, untuk itu  saya belum bisa berkomentar banyak mengenai kebijakan terbaru Pak Menteri ini, saya minta waktu dulu untuk membahas hal ini,” ujarnya.

Muslim mengaku, belum membaca secara detail kebijakan terbaru dari Kemendikbud tersebut. Namun dia mendengar bahwa kebijakan tersebut merupakan implementasi dari wacana Full Day School beberapa waktu lalu itu.

“Ini hampir sama dengan pendidikan berkarakter yang memadatkan jadwal belajar dalam lima hari,” kata Muslim.

Muhammad, salah seorang guru mengatakan jika penerapan lima hari belajar ini merupakan bentuk nyata dari Full Day School , tentunya di Batam tidak bisa diterapkan. Dia mengakui pemerintah harusnya menyiapkan sumber daya manusia yang memadai, dan sarana-prasarana terutama di sekolah dasar.

“Sekarang masih banyak guru yang memegang dua kelas, karena kekurangan guru. Dampaknya guru kewalahan sehingga belajar jadi kurang efektif. Untuk itu Full Day School tidak bisa diterapkan di semua sekolah,” kata dia.

Namun jika di Batam seluruh sekolah belajar satu shift, tentunya kebijakan ini sangat mudah diterapkan. “Sebagai pelaksana kami tetap menunggu arahan dari Dinas Pendidikan, mau seperti apa sistem belajar Juli mendatang,” ungkapnya.

Neli, salah seorang orangtua murid menuturkan setuju saja jika Sabtu menjadi hari libur, asalkan anak tidak menghabiskan waktu yang panjang di sekolah selama lima hari tersebut. “Pagi ke sore itu cukup lama, pulang mereka sudah capek, nanti tidak ada waku lagi buat ngaji dan bermain. Tapi jika belajar seperti biasa, saya mendukung kebijakan ini,” kata pegawai salah satu dinas di Sekupang ini. (cr17)

Update