Rabu, 17 April 2024

Orang Mengenalnya dengan Nama Masjid Soekarno, Rusia

Berita Terkait

Masjid Soekarno di Saint Petersburg menjadi penanda betapa dekatnya muslim Indonesia dengan warga Rusia. (Dipta Wahyu/Jawa Pos)

batampos.co.di – Di negeri yang berpenduduk minoritas muslim seperti Rusia, suasana persaudaraan sesama pemeluk Islam memang lebih terasa. Apalagi ketika kami berada di area Sobornaya Mechet atau yang bernama resmi Jamul Muslimin di St Petersburg, Rusia.

Di depan jalan masuk masjid yang terletak kawasan Gorkovskaya itu, berjajar kaum meminta sedekah. Beberapa pedagang menjual parfum, sajadah, maupun tasbih di balik kap mobil yang terbuka.

Salat jumat di Sobornaya Mechet itu dilaksanakan pukul 13.00 waktu setempat atau 17.00 WIB. Namun, sejak pukul 12.00 waktu setempat kaum muslim Saint Petersburg sudah memadatinya.

Menurut Muhammad Alwi Ramadan, salah mahasiswa Indonesia asal Balikpapan yang sedang kuliah di Saint Petersburg State Transport University yang kebetulan sedang salat Jumat di situ, masjid tersebut di kalangan mahasiswa Indonesia lebih dikenal dengan sebutan Masjid Soekarno.

Lho, kok bisa?

Kisahnya berawal pada 1956. Soekarno waktu itu melakukan lawatan kenegaraan ke Rusia. Di tengah lawatan tersebut, Soekarno ingin singgah ke St Petersburg yang saat itu masih bernama Leningrad.

Dalam perjalanannya menuju kota tersebut, sang proklamator melihat sebuah bangunan berkubah biru. Gedung itu memiliki menara yang tinggi. Dia menduga, bangunan tersebut adalah masjid.

Dia pun meminta tentara Rusia yang mengawalnya untuk bisa mampir ke gedung itu. Namun, mereka tak mengizinkannya. Sesampai di hotel, Soekarno masih penasaran hingga akhirnya memutuskan untuk mengunjungi gedung berkubah biru itu secara diam-diam.

Sesampai di sana, dia mendapati bangunan itu tak dirawat secara layak. Masjid tersebut malah difungsikan sebagai sebuah gudang. Melihat kondisi itu, Soekarno prihatin dan meminta jadwal kunjungan lainnya di Leningrad dibatalkan.

Tak lama, dia menemui pemimpin Rusia untuk meminta difungsikannya kembali tempat itu sebagai sarana umat muslim beribadah. Usaha tersebut rupanya berhasil. Beberapa hari setelah dia kembali ke tanah air, utusan dari Moskow datang ke Leningrad untuk meminta wali kota membuka kembali tempat itu sebagai tempat ibadah.

Sebenarnya di kota terbesar di negeri Beruang Merah itu ada dua lokasi salat Jumat yang lain. Namun, Masjid Soekarno paling ramai dan paling besar. Sekitar seribu jamaah bisa meluberi kawasan itu. Selain punya tiga lantai, jamaah bisa juga menggelar karpet karet di luar masjid.

Seusai salat Jumat, Ikhsan, pengurus masjid, mengakui bahwa Presiden Soekarno punya jasa besar atas dibukanya kembali masjid tersebut. Masjid yang dibangun Amir Alim Khan pada 1903 itu, lalu pada 1922 mulai dipakai salat. Namun, pada era Uni Soviet masjid sempat ditutup.

”Alhamdulillah, berkat presiden pertama Indonesia masjid ini sampai saat ini dipakai kaum muslim beribadah,” kata Ikhsan. (dra/c10/nar)

Update