Sabtu, 20 April 2024

Seragam Lama Bisa Jadi Solusi

Berita Terkait

batampos.co.id – Memasuki tahun ajaran baru, artinya orang tua juga harus siap mengeluarkan dana besar untuk pendidikan anak. Seragam sekolah, juga menjadi salah satu tambahan beban pengeluaran rumah tangga.

Namun menggunakan seragam sekolah yang sama milik alumnus yang baru saja lulus, nyatanya dapat mengurangi beban pengeluaran tersebut. Sebagaimana yang diterapkan di sebagian besar Sekolah Menengah Atas (SMA) di Tanjungpinang.

Kesepakatan untuk tetap dapat menggunakan seragam lama pada siswa yang baru saja diterima masuk, melegakan bagi para wali murid. Sementara pihak sekolah pun, tak mengambil banyak peranan dalam persoalan seragam sekolah murid baru mereka.

“Sekolah berfokus pada pendidikan siswa saja. Masalah seragam kami serahkan pada pihak komite untuk rembug bersama para wali murid,” tutur Kepala Sekolah SMA Negeri 1, Tanjungpinang, Imam Syafii (14/7) kemarin.

Alhasil dari keputusan yang telah disepakati di sekolah yang familiar disebut SMANSA ini, wali murid dipersilahkan memesan baju untuk dibeli bersamaan dengan wali murid lainnya. Diperbolehkan pula membeli sendiri di pasaran.

“Wali murid kami minta untuk mengisi blanko dan menandatanginya. Isinya mendata apa-apa saja yang diperlukan dan tidak dalam pembelian seragam,” tambah Ketua Komite SMAN 1 Tanjungpinang, Bambang Winarto.

Seperti yang disampaikan Bambang, dalam blanko tersebut telah tertera tabel. Ada 11 item keperluan seragam sekolah yang berisikan lima pasang pakaian. Mulai dari pakaian OSIS, seragam Pramuka, pakaian batik sekolah, baju kurung hingga seragam olahraga. Sementara yang lainnya merupakan kelengkapan lainnya dari dasi, topi hingga papan nama siswa.

Seluruh wali murid, sambung Bambang, diberikan blanko tersebut dan mengisi sesuai kebutuhan. Jika telah memiliki seragam terdahulu yang masih bisa dikenalan pada tahun ajaran baru ini, maka wali murid bebas memilih untuk tidak membeli item seragam yang telah ada.

“Seperti anak saya, ada seragam kakaknya yang masih bisa dipakai. Jadi tak saya beli. Tapi seragam lain seperti olahraga, biasanya kan cepat koyak. Langsung saya beli dua. Ya semua tergantung kebutuhan dan kemampuan masing-masing wali murid,” ungkap Bambang.

Sementara bagi murid yang belum memiliki seragam, dapat membeli seluruh item seragam dengan harga total mencapai Rp 1,23 juta. “Tidak ada paksaan. Kalau pun wali murid lebih memilih membeli di toko atau menjahit sendiri. Keputusan di tangan masing-masing,” kata Bambang.

Sementara bagi yang memilih membeli seragam bersamaan, pembayarannya dilakukan melalui transfer langsung ke nomor rekening penyedia seragam yang telah ditunjuk.

Hal yang tak jauh berbeda juga diterapkan SMA Negeri 3 Tanjungpinang. Darson, Kepala Sekolah ini menegaskan tidak ada transaksi seragam yang berlangsung di sekolahnya.

“Kami hanya menginformasikan penyedia seragam dan nomor rekeningnya jika ada wali murid yang ingin membeli berbarengan seragam-seragam sekolahnya. Tidak ada paksaan,” tutur Darson pada Batam Pos kemarin.

Sekolahnya pun mengizinkan penggunaan seragam lama pada siswa tahun ajaran baru ini. Bagi yang membeli pada tender yang telah disepakati, bisa mendapatkan seluruh seragam SMAN 3 dengan biaya Rp 1,19 juta.

“Kami tidak mau ada anak yang tak bersekolah karena tak memiliki seragam. Namun bagaimana pun seragam merupakan proses belajar disiplin dan penyeragaman seluruh siswa,” sambung Darson.

Sehingga bagi kalangan wali murid yang belum mampu membelikan seragam, diberikan jalan keluar dengan kepemilikan Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan surat keterangan tak mampu. “Jadi anak-anak ini tetap bisa berseragam dengan bantuan ini,” pungkas Darson. (aya)

Update