Sabtu, 20 April 2024

Meski Disebut Ekonomi Batam Lesu, Kebutuhan Daging Stabil

Berita Terkait

Riki, pedagang daging segar di pasar Fanindo, Batuaji F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Di tengah kelesuan ekonomi yang dialami Batam, permintaan terhadap daging ayam dan sapi masih tinggi. Para pedagang daging mencatat tidak ada penurunan penjualan beberapa bulan belakangan ini.

Kios Nur Syam, Pasar Tos 3000 Jodoh mencatat penjualan daging ayam ataupun sapi per harinya masih tetap stabil.

“Tidak ada penurunan penjualan, meskipun dikatakan ekonomi Batam sedang terpuruk, namun penjualan daging masih tetap tinggi,” kata Pedagang Daging, Edi, Selasa (18/7).

Dia menyebutkan setiap harinya, kios ini berhasil menjual masing-masing 100 kilogram untuk ayam beku dan ayam segar.

“Untuk daging sapi beku dan segar, kami juga berhasil menjual masing-masing 50 kilogram per harinya,” sebutnya.

Edi menjelaskan untuk ayam beku dipasok langsung dari daerah di Jawa. Sementara itu, untuk daging beku didatangkan langsung dari Australia, New Zealand dan negara lainnya.

“Khusus daging ayam segar dan sapi segar itu produk lokal, karena langsung dikirim dari pemasok yang ada di Barelang,” jelasnya.

Harga daging ayam dan sapi di Pasar Tos 3000 Jodoh tercatat untuk ayam beku Rp 24 ribu per kilo, ayam segar Rp 35 ribu per kilo, daging beku Rp 80 ribu per kilo dan daging segar Rp 120 ribu per kilo.

Sementara itu, di Pasar Penuin, Lubuk Baja harga ayam segar berada pada kisaran Rp 38 ribu per kilo. Pedagang Daging Ayam Segar, Yudi mengatakan pasokan daging ayam segar juga mengalami penurunan sejak lebaran ini. Namun, ia akui untuk penjualannya masih tetap stabil.

“Kalau di sini bisa jual hingga 15-20 kilogram per hari, sama seperti hari biasa sih, ” kata Yudi.

Menurutnya, harga ayam segar sejak beberapa tahun ini belum ada kenaikan.

“Mungkin dua tahun ini belum ada naik berarti. Kalaupun naik, pasti bakal turun lagi harganya,” ujarnya.

Penjualan mereka didominasi oleh para pengusaha rumah makan yang setiap hari membeli dalam jumlah banyak.

“Prioritas sih pengusaha rumah makan, sisanya kemudian ibu rumah tangga,” tutupnya. (cr18)

Update