Kamis, 18 April 2024

Menurut BPS, Biaya Untuk Merokok Warga Batam Lebih Besar dari Biaya Sekolah Dasar

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Badan Pusat Statistik (BPS) Kepulauan Riau menyebut sewa rumah dan angkutan udara menjadi penyumbang tertinggi pengeluaran konsumsi rumah tangga di Batam.

“Bobotnya sewa rumah 7,3 persen dari total pengeluaran rumah tangga. Sementara untuk angkutan udara sebesar 4,6 persen,” ujar Kepala BPS Kepri, Panusunan Siregar, siang tadi (21/7).

Menurut Panusunan, bila diurutkan, pengeluaran tertinggi rumah tangga selanjutnya adalah

  • bensin,
  • nasi dengan lauk,
  • angkutan dalam kota,
  • tarif pulsa ponsel,
  • rokok kretek filter,
  • tukang bukan mandor,
  • mobil,
  • daging ayam ras,
  • upah pembantu,
  • kontrak rumah,
  • biaya sekolah dasar,
  • tarif air bersih,
  • rokok putih,
  • emas perhiasan,
  • rokok kretek dan
  • mie.

“Dan yang mengejutkan di beberapa wilayah pesisir ternyata rokok kretek filter lebih besar konsumsinya dibanding biaya sekolah dasar,” tutur Panusunan.

Ditambahkan dia, urutan 20 besar penyumbang tertinggi pengeluaran konsumsi rumah tangga ini merupakan survey BPS 2012-2017. Secara absolut (nilai) kata dia, kondisi ini sudah pasti berbeda jauh dengan sekarang. Namun secara rekatif (persentase) tidak akan jauh berbeda.

Panusunan sendiri mengakui, survei pengeluaran konsumsi kota dan biaya hidup kota berlaku selama lima tahun.

“Karena tahun ini jadwalnya adalah mengupdate angka 2012. Tapi karena kita melaksanakan sensus ekonomi lanjutan. Maka minta undur sampai tahun 2018,” jelasnya.

Sebelumnya, biaya hidup di Batam termasuk salah satu paling tinggi di Indonesia. Batam menepati urutan kelima, dimana satu keluarga, membutuhkan uang Rp 6,3 juta per bulannya.

Sebagai daerah kepulauan, semua bahan logistik dibawa melalui jalur laut ke Batam. Hal ini tentu saja mempengaruhi pada harga yang dibayarkan masyarakat. Selain itu, hampir 95 persen kebutuhan masyarakat Batam didatangkan dari luar daerah dan Batam bukanlah daerah penghasil.

“Prediksi kita masih kategori tinggi. Itu makanya uang minimum kota (UMK) di Batam termasuk tinggi. Karena disesuaikan dengan biaya hidup yang juga tergolong tinggi,” pungkasnya. (rng)

Update