Sebuah kelompok musik orchestra Vinculos asal Madrid Spanyol berjumlah sekitar 50 orang akan berkunjung ke Danau Vulkanik terbesar, Danau Toba mulai tanggal 27 Juli hingga 2 Agustus 2017 mendatang.
Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid sebagai pihak yang telah meng-inisiasi kedatangan para tamu tersebut mengatakan, selain membawa misi pertukaran budaya, sosial dan pendidikan, Vinculos juga rencananya akan banyak melaksanakan kegiatan sosial dan wisata.
Kata Hilmar, Kemendikbud sudah mempersiapkan banyak agenda ketika Vinculos berada di Danau Toba. Seperti mengunjungi anak-anak yang berkebutuhan khusus di sekolah Ephata yang ada di wilayah kecamatan Luguboti Tobasa. Selain itu, workshop musik bersama anak-anak usia belajar SD dan SMP akan diselenggarakan di desa Bakara kab. Humbahas dan Rumah Belajar di desa Sianjur Mula-Mula kab. Samosir.
”Nantinya juga akan ada kunjungan ke desa Lumban Suhi-suhi Samosir menjadi agenda Vinculos untuk berinteraksi secara langsung dengan para penenun ulos Batak dan masyarakat di sekitarnya. Lokasi kegiatan ini sengaja dirancang oleh kami Direktorat Jenderal Kebudayaan agar “Taman Bumi Kaldera Toba” (Caldera Toba Geopark,Red) dengan tema “Super Volcano” yang menjadi ikon kawasan Danau Toba saat ini dapat memberi nilai lebih dan berdampak hebat pasca kunjungan musikal grup Vinculos di tanah Batak,” ujar Hilmar.
Hilmar menambahkan, kegiatan ini merupakan kegiatan awal dari rangkaian kunjungan Vinculos ke Indonesia, sebelum nantinya berkunjung ke ibukota Jakarta dan juga salah satu destinasi prioritas yang telah ditetapkan Kemenpar, Kepulauan Seribu.
Sekadar informasi, Vinculos sendiri adalah sebuah inisiatif dari Siero Chamber Orchestra (OCAS) Spanyol yang mengkampanyekan intergrasi sosial dan budaya melalui musik. Vinculos telah tampil di 12 negara dengan melakukan lebih dari 300 konser musik, lebih dari 150 buah alat musik yang didistribusikan dan menyelenggarakan lebih kurang 100 kali kegiatan workshop dan master-class.
Gawean besar Direktorat Jenderal Kebudayaan Kemendikbud RI ini dilaksanakan di tiga lokasi kabupaten, yakni kota Balige dan Laguboti di kab. Tobasa; desa Bakkara di kab. Humbahas; dan desa Sianjur Mula-mula, Lumban Suhi-Suhi dan Sigulati di kab. Samosir.
Lokasi kegiatan ini sengaja dirancang oleh pihak Direktorat Jenderal Kebudayaan agar “Taman Bumi Kaldera Toba” (Caldera Toba Geopark) dengan tema “Super Volcano” yang menjadi ikon kawasan Danau Toba saat ini dapat memberi nilai lebih untuk kunjungan musikal grup Vinculos di tanah Batak.
“Kegiatan ini tidak hanya sebagai medium diplomasi dan interaksi budaya antar dua negara Spanyol-Indonesia, akan tetapi juga sebagai sarana untuk mempromosikan potensi kepariwisataan khususnya di Danau Toba yang telah ditetapkan oleh presiden RI, Ir Joko Widodo sebagai salah satu dari sepuluh titik pengembangan destinasi penting di Indonesia.
Keterlibatan pemerintahan di tingkat provinsi dan kabupaten dalam menunjang kegiatan ini memperlihatkan satu usaha yang positif, mulai dari perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan nantinya,” beber Hilmar.
Ketua Pokja Percepatan 10 Destinasi Prioritas Kemenpar Hiramsyah Thaib mengaku sangat gembira dengan program yang digelar oleh Kemendikbud tersebut. Pria yang biasa disapa Hiram itu mengucapkan terima kasih kepada Kemendikbud yang mengkaitkan kegiatannya dengan Pariwisata dan percepatan salah satu 10 Bali Baru, Danau Toba.
”Terima kasih, ini semangat Indonesia Incoporated yang canggih. Memang sangat penting mengangkat misi pertukaran budaya, sosial dan pendidikan di destinasi Danau Toba, ini akan memantik wisatawan untuk berkunjung ke Danau Toba,” ujar Hiram yang didampingi Ari Prasetyo, Dirut Badan Otorita Pariwisata (BOP) Danau Toba, Sumut.
Seperti diketahui, Presiden Republik Indonesia memberikan arahan pada sidang awal kabinet pada tahun 2016 untuk memastikan kemajuan di lapangan pada 10 Destinasi Wisata Nasional. Pembangunan Kawasan Pariwisata Danau Toba-Super Volcano Geopark merupakan salah satu dari 10 destinasi selain Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu, Borobudur, Bromo-Tengger-Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi dan Morotai.
Kata Hiram, selain sudah terbentuk Badan Otorita Daerah Pariwisata Nasional (DPN) Danau Toba. Badan Otorita telah banyak melakukan terobosan deregulasi kebijakan dan koordinasi pembenahan infrastruktur.
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) juga dilakukan untuk mempercepat pembangunan di Destinasi Pariwisata Danau Toba. Badan Otorita memiliki wewenang otoritatif dan juga koordinatif. Wewenang otoritatif artinya melakukan pengelolaan kawasan di Destinasi Pariwisata Danau Toba seluas lebih kurang 500 Ha.
Terkait wewenang koordinatif, Badan Otorita akan melakukan koordinasi percepatan pembangunan di dalam area seluas lebih kurang 300.000 Ha di dalam wilayah Daerah Pariwisata Nasional (DPN) Danau Toba. Badan Otorita juga mendorong provinsi serta kabupaten untuk mengembangkan eco-tourism pada situs-situs geo-sites yang ada disekitar.
Responsible tourism merupakan konsep yang diterapkan dalam pengembangan Destinasi Pariwisata Danau Toba, di mana pengembangannya harus ramah dan memperhatikan daya dukung lingkungan.
“Seperti prinsip kami, semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan. Pengembangan pariwisata di Danau Toba itu tidak hanya dari segi nilai geologisnya saja tetapi juga mengangkat kekayaan flora dan fauna serta arsitektural dan nilai-nilai luhur budaya Batak. Seperti halnya yang dilakukan oleh Kemendikbud dengan membawa Orkestra Vinculos ini menjadi hal yang sangat penting,” kata Menteri Pariwisata Arief Yahya.(*)