Sabtu, 20 April 2024

PLN Batam Siap Bantu Listriki Hinterland

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – PLN Batam siap membantu pemerintah melistriki kawasan hiterland Batam.

PLN Batam menyiapkan rencana melistriki Pulau Buluh, Pulau Bulang dan Sambu, Pulau Kasu dan Pemping.

Kondisi itu diungkapkan Manager of Public Relation Bright PLN Batam, Bukti Panggabean‎, Selasa (25/7), menjawab wartawan di Batam. Pulau-pulau itu diakui sebenarnya dibawah PLN Persero. Namun PLN Batam diminta membantu. Sehingga disusun rencana, dimana, untuk Pulau Buluh, Bulang dan Bulang, sambumenggunakan kabel laut.

“Kalau Pemping dan Kasu menggunakan LNG,” kata Bukti.

Diakui Bukti, rencana itu sudah matang disiapkan PLN Batam. Bahkan ada pengerjaan yang sudah berjalan. Seperti untuk Pulau Buluh, pengerjaan sudah berjalan dengan survey. Pengerjaan dijalankan, karena PLN Batam mendapat permintaan dari pemerintah Provinsi Kepri.

“Kita menjalankan penugasan pemerintah. Tapi kan kita juga harus memperhatikan biaya. Sementara ini, kami anggaran terbatas, karena kenaikan tarif kemarin diturunkan jadi 15 persen,” ungkapnya.

Diakui, untuk pengembangan listrik ke pulau-pulau, membutuhkan biaya besar. Terlebih untuk biaya pemasangan kabel laut, kalau menarik kabel laut, lebih mahal daripada membangun pembangkit sendiri.

“Ini terkait dengan tugas yang diberikan kita, untuk melistriki pulau,” imbuh Bukti.

Sementara untuk pulau-pulau lain di Batam, hambatannya terkait dengan labuh jangkar. Dimana, daerah kabel laut tidak bisa dijadikan labuh jangkar.

“Kalau daerah yang dilintasi kabel digunakan labuh jangkar, harus dibebaskan. Makanya kalau paling mudah direalisasikan, Pemping dan Kasu, karena pembangkit sendiri dengan LNG,” bebernya.

Demikian, diakui bukan hal sulit untuk mereka realisasikan interkoneksi ke hiterland, walau dikaui juga tidak mudah. Namun, semuanya kembali bicara kemampuan dana. Hal itu tidak lepas dari kemampuan tarif juga. Bagaimana tarif yang disetujui masih 15 persen.

“Makanya PLN masih melakukan komunikasi kepada pemerintah yang memberikan ijin. Harus dilihat kemampuan untuk investasi,” harapnya.

Diakui, dengan tarif listrik saat ini, PLN Batam sulit untuk mengembangkan listrik. Perkiraan, untuk setiap 1 km kabel laut, dibutuhkan anggaran sekitar 3 juta dolar Amerika Serikat. Biaya yang bersar itu juga yang membuat PLN Batam berat merealisasikan interkoneksi ke Karimun. Kecuali untuk kabel laut dibantu PLN Persero.

“Kita bisa membangun, tapi butuh pengembalian dana investasi,” imbuhnya.

Secara umum diakui, pengembangan listrik ke pulau-pulau, sementara ini masih proyek rugi. Alasannya, konsumen dipulau-pulau tidak ada industri. Sehingga tanpa penyesuaian tarif, sulit diwujudkan. ‎Untuk Rempang dan Galang, PLN berharap segera dikembangkan. Jika industri masuk di daerah Relang, maka PLN akan terbantu.

“Tanpa industri, berat. Termaksud ke Galang, proyek rugi. Karena mengaliri satu kantor polsek disana. Ke Sembulang, menggunakan tarif nasional. Sebelumnya sudah ada jalur listrik sendiri, jadi listrik ditagih PLN Persero,” ujar Bukti.‎(mbb)

Update