Sabtu, 20 April 2024

Daya Beli Menurun, Pedagang Hewan Batasi Jumlah Hewan Kurban

Berita Terkait

Junaidi, 41, memberi makan sapi di Seitemiang, Tanjungriau, Sekupang, Selasa (1/8). Hewan kurban sudah mulai ramai dipesan oleh warga menjelang hari raya haji. F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Pedagang hewan kurban yang bergabung dalam Asosiasi Pedagang Hewan Ternak Batam (APHTB) di Rumah Pemotongan Hewan (RPH) Seitamiang membatasi jumlah sapi dan kambing yang akan dijual untuk menyambut perayaan Idul Adha atau hari raya kurban tahun ini. Ini karena daya beli hewan kurban menurun drastis di tahun 2016 lalu. Kondisi ekonomi yang belum membaik membuat para pedagang hewan tak mau ambil risiko dengan mendatangkan hewan kurban dalam jumlah yang banyak tahun ini.

Ardi, pengelolah CV Habib yang juga anggota APHTB di lokasi RPH Seitamiang mengatakan, tahun ini pihaknya hanya berani mendatangkan 140 ekor sapi dan 300 ekor kambing. Jumlah tersebut memang menurun drastis dengan tahun 2016 lalu yang mana untuk sapi saja mencapai 200 ekor dan kambing mencapai 800 ekor.

“Tak berani ambil banyak takut tak laku. Tahun lalu saja banyak yang tak laku,” ujar Hardi, Selasa (1/8).

Senada disampaikan oleh Trisna pengelolah kandang hewan Jagal Utama yang juga  anggota APTHB. Menyambut hari raya kurban tahun ini pihaknya hanya mendatangkan 200 ekor sapi dan 2.000 ekor kambing saja. Jumlah tersebut juga menurun  dibandingkan tahun 2016 lalu yang mana untuk sapi diatas 500 ekor dan kambing diatas diatas 2.500 ekor. “Memang sistuasi ekonomi begini, kami tak berani ambil risiko. Dibatasi dulu saja. Lihat nanti kalau seandainya banyak yang pesan dan ternyata kurang baru ditambah lagi. Karena pengelaman tahun lalu, sudah datangkan banyak-banyak tapi tak semuanya laku,” ujar Trisna.

Pembatasan jumlah hewan kurban tersebut memang harus dilakukan, karena menurut para pedagang, minat pembeli hewan kurban terus menurun sejak tahun 2015 lalu.  Berdasarkan data presentasi penjualan dari seluruh anggota APHTB yang ada di RPH itu, tahun 2015 angka penjualan hanya mencapai 80 persen saja. Padahal jumlah hewan kurban yang didatangkan cukup banyak yakni sapi sekitar 2.500 ekor dan kambing 15 ribu ekor. Begitu juga tahun 2016 lalu, presentase penjualan juga kembali turun jadi 80 persen saja. Padahal jumlah sapi dan kambing yang didatangkan jauh lebih sedikit dari tahun 2015. “Tahun lalu sapi sekitar 2.000 dan kambing sekitar 10 ribu ekor. Tapi banyak yang tak laku. Presentasenya malah menurun dari tahun 2015. Padahal tahun 2015 sendiri sudah sangat menurun drastis dari tahun 2014,” ujar Hardi.

Berdasarkan angka prestanse tersebut serta kondisi ekonomi yang saat ini belum juga membaik, mau tak mau para pedagang hewan harus membatasi hewan kurban yang didatangkan untuk mengurangi risiko kerugian. “Pekan pertama ini saja sudah mulai terasa sepihnya. Tahun lalu sebulan sebelum Idul Adha, penjualan sudah diatas angka 40 persen tapi sekarang belum sampai. Kami sendiri saja dari 200 sapi yang disediakan baru 20 an ekor yang dipesan,” kata Adi lagi.

Meskipun diprediksi akan sepih peminat, namun besar harapan pedagang agar semua hewan kurban yang disediakan di RTH itu tetap laku nantinya. Saat ini di lokasi RTH yang terdapat sekitar 30 an anggota APHTB telah ramai dengan berbagai jenis sapi dan kambing.

Pantauan di lokasi RTH, semua kandang yang ada di kawasan penangkaran hewan itu telah penuh dengan kambing dan sapi. Sapi yang disediakan ada berbagai jenis mulai dari sapi Metal dan Limosin yang beratnya mencapai satu ton hingga sapi Bali dan NTB. Begitu juga kambing mulai dari ukuran kecil, sedang dan besar juga sudah tersedia. Untuk harga jual sapi harga paling rendah mulai Rp 16 juta dan paling tinggi Rp 100 juta. Begitu juga kambing harga jual termurah mulai Rp 2 juta hingga yang paling besar Rp 4 juta. (eja)

Update