Jumat, 29 Maret 2024

Presiden Bahas Batam di Singapura, Fokus Persoalan FTZ dan Pengembangan Industri IT

Berita Terkait

Presiden Joko Widodo dijadwalkan akan bertemu Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Long, di Singapura pada 7 September mendatang. Dalam pertemuan bertajuk Singapore-Indonesia Leaders’ Retreat ini kedua pimpinan negara akan membahas evaluasi kerja sama ekonomi antara Singapura dengan Batam, Bintan, dan Karimun (BBK).

“Pertemuan ini diadakan tiap tahun sekali. Tahun lalu di Kendal, tahun ini di Singapura. Intinya adalah membahas kerja sama ekonomi yang meliputi enam pokok kerja,” ujar Deputi IV Badan Pengusahaan (BP) Batam, Robert Purba Sianipar, Jumat (25/8).

Adapun enam pokok kerja sama tersebut meliputi kerja sama ekonomi Singapura dengan BBK, investasi, pertanian, pariwisata, ketenagakerjaan, dan perhubungan.

“Ada juga pembahasan mengenai perbankan. Intinya adalah bagaimana mengevaluasi pola kerja sama selama ini,” jelasnya.

Salah satu pokok pembicaraan utama mengenai bidang investasi nantinya adanya ketertarikan Singapura untuk mengembangkan bisnis Informasi Teknologi (IT) di Batam.

“Akan ada peningkatan investasi terutama di bidang pengembangan IT. Salah satu contohnya kan sudah ada di Batam dan akan dikembangkan, yakni di Nongsa Digital Park,” jelasnya.

Terpisah, Counselor Economy dari Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Singapura, Aria Wibisono, membenarkan dalam pertemuan Jokowi-Lee Hsien Long nanti akan dibahas mengenai Batam. Ia mengatakan, persoalan Batam terutama revitalisasi Free Trade Zone (FTZ) BBK akan menjadi menu utama dalam pembahasan mengenai kerja sama ekonomi antara Singapura dengan BBK.

“Salah satu caranya adalah dengan pengembangan FTZ BBK yang disinergikan dengan upaya dari Pemda untuk kembangkan KEK dengan insentifnya,” bebernya.

Aria berharap setelah pertemuan tersebut diharapkan pemerintah mendapakan parameter dalam menciptakan kebijakan yang pro investasi. “Peraturan yang baik seharusnya dapat memfasilitasi perkembangan investasi baik PMDN maupun PMA pada sektor-sektor unggulan,” terangnya.

Mengenai perkembangan investasi di bidang IT atau biasa dikenal sebagai ekonomi digital, Aria mengatakan perkembangannya di Batam masih tahap awal. Namun ia menilai, potensi perkembangannya cukup besar baik untuk skala nasional maupun internasional.

“Perkembangannya perlu difasilitasi sehingga dapat membentuk klaster yang mendapatkan dukungan pendanaan, teknologi, dan SDM dari dalam dan luar negeri,” kata Aria. (ian)

 

Update