Selasa, 16 April 2024

Pasien Cuci Darah Tinggi

Berita Terkait

Petugas medis memperlihatkan kantong darah yang diambil dari pendonor saat melakukan aksi donor darah di kawasan industri Bintan, Lobam, Selasa (19/9) kemarin. F. Slamet/batam Pos.

batampos.co.id – Stok darah di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Provinsi Kepri di Tanjunguban menipis. Salah satu penyebabnya, karena tingginya pasien cuci darah atau penderita hemodialisa. Tercatat, ada 15 pasien hemodialisa yang harus cuci darah di rumah sakit pelat merah tersebut.

Kasi Yanmen RSUD Provinsi Kepri di Tanjunguban, dr Darfius, menuturkan, stok darah di rumah sakitar sekitar 60 hingga 70 kantong per bulan, sementara kebutuhan
darah mencapai 100 kantong. Ia menyebutkan hampir sebagian besar stok darah untuk penderita hemodialisa, sedangkan stok darah juga dicadangkan untuk pasien melahirkan dan kecelakaan. Saat ini, pihak rumah sakit menangani 15 pasien hemodialisa yang harus cuci darah setiap minggu. Rata-rata usia pasien hemodialisa di atas 40 tahun,
meski ada yang baru berusia 20 tahun.

Disebutkannya, seorang pasien yang mengalami gangguan ginjal itu sekurangnya seminggu sekali cuci darah, meski ada yang harus cuci darah tiga kali dalam seminggu. “Tetapi ada juga yang tidak harus cuci darah setiap minggu,” kata Darfius.

Sementara itu, Iranti, humas RSUD Provinsi Kepri Tanjunguban menerangkan, rumah sakit telah memiliki unit transfusi darah sendiri. Hanya, diakuinya stok darah kurang sehingga dicukupi dari rumah sakit di Batam dan Tanjungpinang. Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan instansi pemerintah dan swasta untuk mengalakkan donor darah.

“Biasanya kami melakukan donor darah di internal saja. Ini baru pertama kali kami mengandeng pihak swasta,” katanya saat melakukan donor darah di PT Bintan Inti Industrial Estate, Kawasan Industri Bintan, Lobam, Selasa (19/9).

Darah yang diambil dari pendonor, katanya akan diperiksa kembali. Ini dilakukan untuk mencegah darah yang terkontaminasi. “Jika ada darah yang terkontaminasi penyakit menular seperti HIV, hepatitis, atau sepilis, maka langsung dibuang. Kita sudah ada alat pengolah limbah darah,” jelasnya. (cr21)

Update