Selasa, 16 April 2024

3.000 Rumah Tergantung Jamban Cemplung

Berita Terkait

Inilah pipa fasilitas komunal yang dibangun di Desa Busung Kecamatan Seri Koala Lobam, Rabu (27/9). F.Slamet/Batam Pos.

batampos.co.id – Fasilitas komunal atau jamban umum di Desa Busung Seri Kuala Lobam, tidak lagi dimanfaatkan sebagian masyarakat. Penyebabnya, pembangunan wc umum yang menelan anggaran sekitar Rp 520 juta itu, dibangun di luar rumah dan tak berdinding. Selain itu kotoran yang ditampung di pipa terkadang menimbulkan bau. Akhirnya, warga di sana kembali menggunakan jamban cemplung.

Seorang warga Busung yang enggan namanya dikorannya mengatakan, sudah lama dirinya tidak menggunakan jamban umum tersebut. Gara-garanya, jamban di bangun di luar berbeda dengan fasilitas komunal yang dibangun di kampung Tanjung Talok, Desa Teluk Sasah. “Di Tanjung Talok, wc nya di dalam rumah, di sini di luar rumah dan tidak
berdinding,” katanya.

Kades Busung, Rusli mengatakan, fasilitas komunal itu sudah ada yang menggunakan. Jika ada yang tidak menggunakan, dirinya akan mencari tahu alasannya. Agar fasilitas yang telah dibangun, dimanfaatkan. “Ada yang mengelolanya, tapi bukan dari desa,” tukasnya.

Sementara itu, Kadinkes Bintan dr Gama melalui Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Bintan, drg Horas mengaku belum tahu. Akan tetapi, dirinya akan melihat ke lokasi untuk mencari tahu, alasan masyarakat enggan menggunakan fasilitas tersebut. Diakuinya, buang air besar sembarangan masih dilakukan masyarakat yang tinggal di pesisir, umumnya yang rumahnya di tepi pantai atau laut.

Dinkes mencatat ada sekitar 3 ribu rumah di Bintan yang masih bergantung pada jamban cemplung karena belum adanya jamban umum. Sedangkan kebiasaan masyarakat akan buang air besar di wilayah darat, justru lebih baik. Bintan meraih peringkat tertinggi karena 18 desa dan 1 kecamatan di mana rumah penduduknya sudah ada jambannya. “80
persen masyarakat kita sudah memiliki jamban, tapi 20 persen belum,” sebutnya.

Menangani masalah masyarakat yang masih menggunakan jamban cemplung, dikatakannya harus koordinasi lintas sektoral. Di sini, perlu penanganan bersama antara Dinkes, PUPera dan Perkim. Sebenarnya, ia mengatakan, pemerintah sudah memicu desa dan kelurahan di Bintan agar masyarakatnya menerapkan pola dan kebiasaan hidup sehat. Hanya terkadang kebiasaan masyarakat yang sulit diubah.

Terkait masyarakat di Busung yang tidak menggunakan fasilitas komunal ia mengimbau agar masyarakat kembali memanfaatkan fasilitas komunal. Sebab, dengan memanfaatkan fasilitas tersebut bisa menghindari dari penyakit. “Jika surut, jelas terjadi pencemaran lingkungan,” kata dia.

Selain itu, lanjutnya, sanitasi juga tidak baik dan bisa menjadi perkembangan bibit penyakit yang akhirnya meningkatkan penderita diare. “Kalaulah tidak mau menggunakan fasilitas itu, bisa juga memanfaatkan atau menumpang jamban umum atau tetangga yang dibangun di darat,” tukasnya. (cr21)

Update