Jumat, 29 Maret 2024

Situs Purbakala Natuna Diminati Peneliti Dunia

Berita Terkait

Soni Wibisono. F Aulia Rahman/Batam Pos.

batampos.co.id – Tim arkeolog Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan jika Natuna memiliki situs dan penianggalan yang tak dimiliki daerah lain di Nusantara. Karenanya mereka terus melakukan penelitian agar situs di daerah perbatasan ini memiliki nilai yang tidak terhingga.

“Situs dan peninggalan sejarah peradaban di Natuna sangat penting, dan sangat diminati peneliti dunia. Sangat disayangkan terus dirusak dan apalagi dijarah, hanya untuk memburu barang antik yang menjadi barang bawaan kubur,” kata Koordinator Tim Arkeologi Kemendikbuda Soni Wibisono, Rabu (4/10).

Barang antik yang sering diburu warga adalah bawaan kubur. Sehingga saat penggalian yang tidak terlatih menyebabkan kerusakan pada kerangka purba. Karena itu tim berusaha menyelamatkan situs yang masih terpendam yang akan menjadi nilai penting untuk Natuna. Terutama mendukung beroperasinya museum bahari Natuna nantinya.

“Kami mengharapkan, hasil penemuan peradaban penduduk Natuna ber abad-abad silam menjadi pengisi museum bahari Natuna nanti. Dan itu akan menarik perhatian dunia. Tidak hanya ras penduduk asli, terdapat situs peninggalan dari berbagai negara, baik didarat maupun di laut,” ujar Soni.

Karenanya Pemerintah Daerah memberikan dukungan dalam penelitian peradaban dan kebudayaan penduduk asli Natuna ratusan tahun silam yang hingga saat ini masih terputus. Ia juga berharap masyarakat setempat di sekitar lokasi penelitian kata Soni, juga diharapkan memberikan dukungan. Karena penelitian untuk kepentingan pengetahuan bersama. Karena tim di lapangan sempat mendapat penolakan dari warga.

“Kemarin tim di lapangan sempat ditolak warga karena takut kampung mereka terkena bala (Kesialan,red). Bahkan dari kepolisian setempat sempat mengira ada kejadian mutilasi, kami berharap bersama pemerintah daerah bisa mensosialisasikan kepada masyarakat,” ujar Soni.

Namun menurut Soni, penolakan tersebut adalah oknum, tidak keseluruhan warga. Karena kerangka yang ditemukan sudah rusak karena penggalian perburuan barang antik. (arn)

Update