Kamis, 28 Maret 2024

RSUD Batam Rencana Tambah 10 Mesin Pencuci Darah

Berita Terkait

Pasien mengantre di Poli RSUD Embung Fatimah, Batuaji.F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah Batam di Batuaji berencana akan menambah 10 mesin layanan cuci darah atau dalam istilah medis disebut Hemodialisa. Ini bertujuan untuk mengakomodir kebutuhan pasien cuci darah sekaligus meningkatkan pendapatan RSUD sebagi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).

Humas RSUD Ellin Sumarni mengatakan, saat ini mesin Hemodialisa yang ada baru lima unit. Sebagai rumah sakit rujukan bertipe B, RSUD seharusnya miliki 15 alat tersebut. “Ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan medis di RSUD khusus pasien cuci darah sekaligus meningkatan pendapatan RSUD,” ujar Didi.

Dengan adanya penambahan mesin cuci darah, dalam setahun RSUD bisa mendapat pemasukan sekitar Rp 6 miliar. Ini berdasarkan perhitungan nyata sebelumnya yang mana hanya lima mesin mampu melakukan tindakan cuci darah sebanyak 150 kali untuk satu shift.

“Dengan lima mesin saja bisa 150 tindakan dalam satu shift , jika ditambah 10 sudah bisalah untuk mengejar pendapatan rumah sakit ini. Sekali tindakan (cuci darah) sekitar Rp 900 ribu,” ujar Ellin.

Selain untuk meningkatkan pemasukan RSUD sebagai BLUD, tentunya rencana penambahan mesin pencuci darah itu untuk meningkatkan fasilitas layanan medis di RSUD.

“Pasien yang membutuhkan tindakan dari mesin ini juga cukup banyak jadi ini juga untuk melengkapi fasilitas layanan medis di RSUD,” sebut Ellin.

Untuk pengadaannya nanti, sambung Ellin, tetap melalui pihak ketiga.

“Inikan baru rencana, jadi prosedurnya nanti tetap melalui pihak ketiga. Kami hanya penyedia tempat dan fasilitas saja,” ujar Ellin.

Plt Direktur RSUD Embung Fatimah Batam Didi Kusmarjadi membenarkan adanya rencana penambahan mesin pelayanan medis tersebut. Penambahan ini untuk meningkatkan pendaatan RSUD. Saat ini dana yang dikelolah RSUD sebagai BLUD sebesar Rp 77 miliar dan masih disubsidi dari APBD Pemko Batam sebesar Rp 15 miliar.

“Kalau mau tingkatkan pendapatan harus tambah layanan seperti ini,” ujar Didi. (eja)

Update