Jumat, 29 Maret 2024

Pemprov Kepri Buka Kran Beasiswa

Berita Terkait

batampos.co.id – Pemerintah Provinsi Kepri melalui Dinas Pendidikan (Disdik) Kepri membuka kran beasiswa bagi mahasiswa di Provinsi Kepri. Baik itu untuk bantuan pendidikan, berprestasi, dan kurang mampu. Adapun alokasi anggaran yang sudah disiapkan adalah sebesar Rp 2 miliar.

“Kita sudah membuka pendaftaran proposal beasiswa sejak 9 Oktober lalu. Besok (hari ini,red) adalah hari terakhir pendaftaran,” ujar Kasubag Pelaksana Tugas Perbantuan, Disdik Kepri, Sumantri menjawab pertanyaan Batam Pos, Senin (16/10) di Tanjungpinang.

Dijelaskannya, untuk bantuan pendidikan dan berprestasi alokasi anggarannya adalah sebesar Rp 1,7 miliar. Sedangkan untuk beasiswa kurang mampu adalah Rp 300 juta.
Menurut Sumantri, pada awalnya rencana anggaran beasiswa adalah sebesar Rp 10 miliar. Akan tetapi, karena kondisi anggaran tidak memungkin, Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Pemprov Kepri hanya mengalokasikan setengahnya, yakni Rp 5 miliar.

“Khusus untuk bantuan pendidikan, berprestasi dan kurang mampu totalnya Rp2 miliar. Di luar itu adalah alokasi bagi beasiswa mitra yang sudah berjalan selama ini,” jelas Sumantri.

Menurut Sumantri, karena banyaknya mahasiswa yang sudah mengajukan proposal, tentu pihaknya sangat selektif. Untuk kategori berprestasi Indeks Prestasi Komulatif (IPK) terakhir adalah 3,25. Sedangkan bagi yang kurang mampu pada angka minimal 2,75

“Kita akan menggunakan sistem ranking dalam menentukan mana yang layak atau tidak untuk menerima beasiswa tersebut,” papar Sumantri.

Ditanya berapa besar nilai beasiswa yang akan diterima masing-masing mahasiswa. Terkait hal itu, Sumantri mengatakan teknis penentuannya adalah melalui Peraturan Gubernur (Pergub). Saat ini, Pergub tersebut masih ditangan Biro Hukum Pemprov Kepri untuk disahkan.

“Sifatnya situasional, artinya mana kebutuhan yang penting didalam proposal tersebut itu yang dibantu,” tegas Sumantri.

Ditambahkannya, setelah proses penerimaan proposal selesai dilakukan. Tahapan selanjutnya adalah melakukan perankingan nilai masing-masing pemohon. Kemudian setelah itu, untuk memastikan apakah yang bersangkutan mahasiswa atau tidak akan dilakukan kroscek langsung ke Universitas ataupun Perguruan Tinggi (PT) yang berkaitan.

“Kita khawatir ada data yang fiktif, makanya perlu disiasati dengan berkoordinasi langsung kepada pihak kampus,” tutup Sumantri.(jpg)

Update