batampos.co.id – Dewan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas (DK-PBPB) Batam resmi menunjuk Lukita Dinarsyah Tuwo sebagai Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam menggantikan Hatanto Reksodipoetro, Senin (16/10). Bersama lima deputi-nya, Lukita akan dilantik pada Kamis (19/10) besok.
Wartawan Batam Pos, berkesempatan mewawancarai Lukita sesaat setelah rapat di Ruang Mahakam, kantor Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (16/10) malam.
Apakah ada PR khusus dari Dewan Kawasan dalam membenahi Batam?
Tentu tim yang baru ditugaskan untuk membangun satu kemitraan yang kondusif dengan pemerintah daerah di sana (Batam) dan juga tentu dengan stakeholder yang lain. Itu langkah yang penting untuk menciptakan suasana yang kondusif sehingga kegiatan ekonomi, kegiatan usaha, dan kegiatan investasi di Batam bisa segera ditingkatkan.
Targetnya apa?
Targetnya, bahwa ini adalah proses transformasi dari kawasan perdagangan bebas (FTZ) ke kawasan ekonomi khusus (KEK). Transisi ini harus bisa dilakukan dalam jangka waktu dua tahun. Untuk bisa proses ke KEK itu, kemudian bisa dioperasionalkan. Nah, untuk itu kita harus mengembangkan program-program.
Bisa dijabarkan program-programnya ketika resmi menjabat sebagai Kepala BP Batam nanti?
Tentu program-programnya dalam kerangka KEK kita menetapkan zona-zona yang cocok yang sesuai posisi strategis Batam. Di sana tentu kita bicara aspek logistik, pariwisata, kemudian kita tahu dunia ini sekarang bergerak kepada digital economy, itu pun bisa menjadi potensi yang bisa dikembangkan di sana.
Lalu dari dulu Batam mempunyai basis industri migas yang sudah baik meskipun kondisi migas secara global belum membaik. Tetapi, kami ingin competitiveness dalam kaitan industri migas ini bisa kita bangkitkan kembali. Di samping itu, tentu kami melihat bahwa pelabuhan dan bandara itu merupakan aset yang juga sangat strategis buat Batam. Nah, ini harus bisa kita optimalkan.
Terkait dengan pelabuhan, Batam dinilai belum bisa bersaing dengan Singapura maupun Johor. Apa tanggapannya?
Kita tidak perlu bicara dulu (tentang pelabuhan) Singapura dan Johor. Tapi kita perbaiki dulu supaya biaya pemanfaatan pelabuhan di Batam itu bisa kita perbaiki. Tentu ada hal-hal yang harus ditingkatkan mengenai sarana dan prasarana di sana, sistemnya juga.
Tapi bagi saya juga tentu hal-hal yang sudah baik yang disiapkan oleh BP Batam saat ini, tentu akan kita lanjutkan. Memperbaiki sistem, memperbaiki efisiensi daripada pengelolaan BP Batam sendiri. Mereka bisa membuat BP Batam mendapatkan WTP, itu kita akan pertahankan dan lanjutkan di sana.
Anda akan dibantu lima anggota, bagaimana kapasitas mereka?
Yang pertama Deputi Administrasi Umum Purwiyanto. Saat ini beliau menjabat sebagai staf ahli Menteri Keuangan bidang Kebijakan Pengeluaran Negara.
Kemudian ada Deputi Pengusahaan Sarana Usaha, Dwianto Eko Winaryo. Saat ini beliau menjadi tenaga ahli di Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP). Tepatnya Direktur Sektor Transportasi KPPIP. Tapi beliau juga banyak pengalaman dalam pengelolaan kawasan.
Berikutnya Deputi Perencanaan dan Pengembangan Yusmar Anggadinata yang saat ini dosen di Institut Teknologi Bandung (ITB). Beliau concern terhadap masalah logistik. Sebelumnya pernah menjadi direksi di Wijaya Karya dan direksi Angkasa Pura. Beliau ahli logistik, jadi sangat cocok. Sesuai dengan posisi strategis Batam menjadi pusat logistik.
Kemudian Deputi Pengusahaan Sarana Lainnya, Mayjen TNI Eko Budi Supriyanto sekarang menjabat staf ahli di Kementerian Pertahanan. Dan terakhir Deputi Pelayanan Umum Brigjen Bambang Purwanto, sejak Juli 2017 mengemban tugas sebagai staf Ahli Manajemen (Sahlijemen) Kapolri.
Ini adalah susunan lengkap yang sudah disetujui, ditetapkan oleh Dewan Kawasan untuk menjadi pimpinan BP Batam, saat ini adalah masa transisi. (ahmadi)