Rabu, 17 April 2024

Warga Desa Tiangau Dilatih Jadi Produsen Sirup Pala

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Puluhan warga Arung Hijau desa Tiangau, Kecamatan Siantan Selatan sangat antusias mengikuti pelatihan pembuatan sirup dengan bahan dasarnya adalah buah pala. Narasumber didatangkan asal negara Prancis yang sudah fasih berbahasa Indonesia.

Desa Tiangau kini dikenal memiliki perkebunan pala terbesar di Kabupaten Kepulauan Anambas. Jika ini dikelola dengan baik dan benar sudah tentu akan meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Dampak positif lainnya yakni dapat mengurangi tingkat pengangguran. Diharapkan ke depannya akan ada lebih banyak lagi penggiat dan pengusaha buah pala di sejumlah daerah Kabupaten Kepulauan Anambas.

“Pelatihan ini dilakukan untuk memberikan pengetahuan kepada sejumlah warga tentang pengolahan buah pala menjadi sirup,” jelas salah seorang warga yang hadir disana Rahmat kepada wartawan, Senin (1/11).

Menurutnya, menanam buah pala sangat banyak manfaatnya dan keuntungan ekonomi juga bisa dihandalkan. Mulai dari kulit, daun, buah memiliki nilai jual dan tidak ada yang tidak bisa dijual. Tanaman pala tidak sulit dirawat dan ia cocok di iklim tropis, sebab tanaman pala ini bisa dikatakan tanaman hutan bisa tumbuh dimana saja. “Jika kita menanam pala tidak akan rugi,” sebutnya.

Sementara salah seorang warga lainnya Romlah menjelaskan tentang proses pembuatan sirup dari buah pala. Ambil tiga kilo buah pala yang sudah dikupas, lalu ambil lagi tiga kilo gula pasir tambahkan tiga liter air seterusnya dimasukan diwadah yang ditutup rapat sambil dididihkan menggunakan kompor gas.

Setelah 30 menit dididihkan wadah yang ditutup tersebut dibuka dan dimatikan api kompornya, lalu biarkan sekitar 10 menit dan hasilnya dituangkan didalam botol ukuran 1,5 liter sebanyak 9 botol dan siap diedarkan. “Kami diberi pelatihan dari orang negara Prancis yang bernama Mr Michel, kami gelar dia Bule Kampung,” jelasnya.

Lanjutnya, sang bule kampung itu mengambil rebusan kulit pala dari dalam wadah dan selanjutnya memasukan ke dalam blender dan sudah dapat dibayangkan dalam hitungan menit menghasilkan cemilan baru yakni selai dari kulit pala. “Menarik dari pelatihan tersebut, satu bahan yang diolah bisa menghasilkan bermacam jenis makanan dan tentu siap dipasarkan,” ceritanya. (sya)

Update