Jumat, 19 April 2024

Ruang Redaksi Mendadak Jadi Booth Imigrasi

Berita Terkait

Pengurusan paspor kali ini tak seperti biasa. Riuh gelak tawa terdengar. Suasana riang ini memenuhi ruangan 3 X 5, yang biasanya jadi ruang rapat Batam Pos. Ruangan inilah menjadi booth imigrasi sementara waktu. Terlihat dua petugas foto paspor Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam, dengan telaten dan sabar mengarahkan para pemohon yang semuanya karyawan Batam Pos serta keluarganya.

“Anak-anak dulu yah, yang foto,” kata petugas imigrasi, Edo Gita Bagaskara.

Edo membedakan perlakuan dalam melayani anak-anak dengan orang dewasa. Dengan anak-anak Gita berusaha ceria, senyum dan mencandai anak-anak itu. Hal ini dilakukan, agar anak-anak itu mau lihat kamera saat di foto.

“Hayoo matanya lihat kamera yah. Lihat sini, satu, dua, tiga, ” ujarnya.

Begitu bunyi ckrekkk, beberapa anak langsung pergi dari tempat foto. Pemuda yang baru satu tahun tugas di Batam hanya tersenyum-senyum melihat tingkah anak-anak itu. Sembari membantu anak yang difoto tadi melakukan sidik jari digital, ia mengatakan perlu banyak waktu untuk melakukan proses biometrik ke anak-anak.

“Makanya anak-anak kami dahulukan,” ujarnya.

Ia mengatakan mengatur orang dewasa tak terlalu susah. Karena bakal nurut, kalau diminta melihat kamera atau sidik jari. “Tapi kalau anak-anak, susah-susah gampang,” katanya sembari tersenyum.

Edo menuturkan bahwa harus memiliki trik-trik khusus, agar anak-anak tersebut bisa melaksanakan proses foto ini hingga selesai. “Kalau untuk bayi, kami harus bersabar menunggu mata mereka menatap kamera,” ungkapnya.

Proses biometrik dilakukan petugas imigrasi kali ini. Tak sama dengan di Kantor Imigrasi. Biasanya satu persatu masuk ke dalam ruangan. Tapi kali ini dalam satu ruangan, hampir belasan orang. Tak hanya yang sedang memohon pembuatan paspor. Tapi yang tak mengurus pasporpun ikut melihat proses ini.

Hal ini terasa sangat menarik dan unik bagi mereka. Karena baru kali ini, adanya pembuatan paspor “jemput bola”. Bukan pemohon yang mendatangi Kantor Imigrasi. Tapi petugas imigrasi yang mendatangi pemohonnya.

Proses biometrik ini, disaksikan langsung oleh Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam, Lucky Agung Binarto. Ia mengatakan ini adalah terobosan terbarunya. Dulunya program ini untuk manula, atau yang sedang sakit. Sehingga tak bisa datang ke kantor imigrasi, untuk menjalani proses pembuatan paspor.

“Tapi saat saya baru menjabat sebagai Kepala Kantor di sini, saya melihat antusias warga mengurus paspor cukup tinggi,” ucapnya.

Sehingga terbersitlah, ide untuk menjalankan pembuatan paspor “jemput bola”. Ia mengatakan syarat untuk mendapatkan pelayanan perekaman dan pembuatan paspor jemput bola ini, minimal jumlah yang mengajukan paspor di satu perusahaan atau instansi pemerintah sebanyak 50 orang.

Perusahaan tersebut terlebih dahulu harus melengkapi data serta dokumen pembuatan atau perpanjangan paspor. Dokumen itu semua nantinya, diantar ke Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam, beserta sepucuk surat.

“Surat permintaan resmi untuk mendapatkan layanan paspor mobile. Tapi tentunya tak bisa serta merta langsung kami datang. Permohonan itu kami verifikasi terlebih dahulu,” ucapnya.

Edo Gita Bagaskara (tengah) dan Nazer Zulkifli merekam data karyawan dan keluarga Batam Pos di Redaksi Batam Pos, Senin (20/11). F. Yusuf Hidayat/Batam Pos

Lucky mengatakan tahapan verifikasi ini, dirinya sendiri yang menentukan. Apakah perusahaan atau instansi ini bisa mendapatkan layanan paspor mobile ini.

Dengan adanya program ini, ia berharap dapat mengurangi tumpukan pemohon di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam. “Harapannya begitu,” ungkapnya.

Pelayanan paspor jemput bola ini, disambut baik oleh seluruh karyawan Batam Pos. Yashinta, wartawati Batam Pos terlihat jemari berdansa diatas keyboard. Sekali-sekali kepalanya menyembul disela-sela komputer, untuk mendengarkan apakah namanya sudah dipanggil atau belum. Namun belum jua, terdengar ada yang memanggil namanya. Wanita yang baru saja bersuami itu, kembali fokus menetap layar komputer.

Hal yang sama juga, dilakukan oleh Adiansyah. Wartawan yang sehari-hari pos di Pemko Batam ini. Sembari mengetik hasil berita didapatnya hari, ia melihat-lihat ke arah pintu ruang rapat.

“Siapa tahu namaku disebut,” ucapnya.

Saat ditanya soal pelayanan paspor Imigrasi Batam ini. Pemuda kelahiran 26 tahun yang lalu itu, dengan mengancungkan dua jempolnya. “Mantap,” ujarnya dengan semangat.

Baru kali ini, ia merasakan pelayanan jemput bola. “Baiknya instansi lain juga menirukan program ini. Bagus dan pelayanan maksimal,” tuturnya.

Begitu mau berkomentar lebih lanjut. Terdengar panggillan namanya. Sehingga ia dengan cepat berlari arah sumber suara. “Akhirnyaa,” ucapnya singkat.

Hampir seluruh karyawan Batam Pos, mengapresiasi pelayanan jemput bola ini.

Cukup lama juga waktu yang dibutuhkan petugas imigrasi Batam, untuk menyelesaikan proses biometrik. Sekitar 4,5 jam, waktu yang mereka habiskan untuk merekam data foto dan sidik jari.

“Kalau di kantor juga sama Mas, sampai jam segini juga kami balik,” kata Nazer, yang menjadi tandem Edo dalam proses biometrik kali ini.

Tapi walau beitu, ada kepuasan di wajah kedua pemuda. Mereka sangat senang, bisa melayani masyarakat.

Pelayanan paspor jemput bola ini, sudah dilakukan petugas Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam. Sebelumnya mereka sudah melakukan perekaman di sekolah prestasi, dan global. Di Sekolah Global ada sebanyak 70 orang anak-anak yang mengurus paspor.

Kasi Perizinan Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Batam, Hari mengatakan antusiasme instansi, sekolah, lembaga, hotel, sangat tinggi dengan program baru ini. Sehingga setiap harinya, selalu saja surat permohonan untuk mendapatkan layanan paspor mobile ini. “Ini sudah ada beberapa tempat yang menanti, Novotel, SMP Al Azhar, SMA 5,” ungkapnya.

Ia mengatakan Lucky sosok pimpinan yang menunjukan rasa kepedulian yang tinggi terhadap masyarakat. Sehingga bisa melahirkan terobosan-terobosan baru, yang disenangi masyarakat. “Pendekatan dan kepedulianya ke masyarakat patur diancungi jempol,” ujarnya. (Fiska Juanda)

Update