Kamis, 28 Maret 2024

Seribuan Pilot Menganggur

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Selesai pendidikan diharapkan akan mendapatkan kerja yang layak. Namun sayangnya harapan itu tak bisa dirasakan semua pilot. Seribuan pilot di Indonesia masih belum bisa mengudara.

”Yang kami inginkan, dari flying school lulusannya langsung tersalurkan,” tutur Direktur Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Dirjen Perhubungan Udara Kemenhub Muzaffar Ismail. Namun sayangnya tidak semua pilot tidak bisa langsung bekerja di maskapai penerbangan.

Salah satu yang menjadi penyebab adalah adalah pola rekruitmen tang belum diketahui. Selain itu menurut Muzaffar, selama ini belum terjalin informasi yang bagus antara flying school dengan maskapai. Sehingga sekolah penerbangan tidak tahu berapa jumlah pilot yang dibutuhkan di maskapai.

Muzaffar juga menampik jika banyaknya pilot yang nganggur lantaran ada banyak pilot asing di Indonesia. Terutama beropeasi di daerah Papua. Menurutnya pilot asing yang bekerja di Indonesia hanya diijinkan selama dua tahun saja. ”Kalau pilot asing mau bekerja di Indoneia, stepnya banyak. Salah satunya harus lewat kami dan Depnaker,” ujarnya.

Salah satu solusi yang diberikan Kemenhub adalah kerja sama dengan maskapai di Tiongkok dan Meksiko. Muzaffar mengatakan jika dengan pemerintah Tiongkok, pihaknya sedang menyusun regulasi. Peraturan dan kualifikasi pilot lulusan sekolah penerbangan di Indonesia harus sama dengan di Tiongkok.

”Kalau regulasinya sama kemungkinan bisa terbang,” ujarnya.

Sementara itu dengan pemerintah Meksiko, baru tahap pertemuan awal. Sebelumnya memang Dirjen Hubungan Udara Kemenhub telah bertemu dengan pemerintah Meksiko. Salah satu yang dibahas adalah mengenai industri pesawat terbang di Indonesia. Pemerintah Meksiko tertarik untuk menerbangkan Pesawat N219 karya PT Dirgantara. Di sela-sela pertemuan tersebut, juga membahas mengenai kerjasama pilot lulusan Indonesia. ”Ini sebagai salah satu langkah kerjasama kita,” ujarnya.

Kemenhub pun mencoba menjembatani antara sekolah penerbangan, pilot dan maskapai, untuk berdialog. Kemarin (22/11) Kemenhub mengadakan diskusi terbuka di Tangerang, Banten, bersama 500 pilot dan beberapa maskapai. Dalam pertemuan tersebut, Muzaffar membeberkan hal-hal yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Langkah yang akan dilakukan di lingkungan internal antara lain dengan meningkatkan kualifikasi dan kompetensi Inspektur keselamatan penerbangan.

”Saat ini Inspektur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara masih bergantung pada tenaga profesional yang ada di industri (airlines). Namun secara terprogram akan kami gantikan dengan tenaga Inspektur yang berasal atau berstatus Pegawai Negeri Sipil,” katanya.

Sayangnya jumlah PNS yang memiliki kualifikasi pilot atau penerbang di Ditjen Perhubungan Udara masih kurang.

”Untuk itulah kami mengadakan recruitment pilot ab initio atau pilot yang baru lulus untuk dididik sebagai Inspektur Operasi Pesawat Udara,” tambahnya.

Sementara itu langkah-langkah eksternal yang dilakukan Ditjen Perhubungan Udara adalah dengan terus melaksanakan standarisasi terhadap sekolah penerbangan dan operator penerbangan dengan training program yang berkelanjutan.

”Basic Training Program akan dilakukan di sekolah-sekolah penerbangan dan advanced training pada operator penerbangan secara berkelanjutan. Juga dilakukan peningkatan standar kualifikasi Flight Instructor (FI) pada sekolah penerbangan,” ucapnya. Dengan demikian diharapkan lulusan pilot dari Indonesia memiliki kemampuan yang maksimal. (lyn/jpg)

Update