Kamis, 25 April 2024

Pemilu dan Pilkada Dongkrak Ekonomi

Berita Terkait

batampos.co.id – Pemerintah berharap tahun politik 2018 dan 2019 justru bisa menopang pertumbuhan ekonomi. Menko Perekonomian Darmin Nasution optimistis pilkada serentak dan pemilu mendongkrak perekonomian.

Dia memprediksi sumbangan penyelenggaraan pilkada serentak mencapai 0,1 persen terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.

”Kalau lihat sejarah, dampak pemilihan umum atau pilkada terhadap pertumbuhan ekonomi itu cukup positif,” ujarnya di Jakarta Kamis (29/11). Di depan para CEO, Darmin mengungkapkan bahwa tak ada yang perlu dikhawatirkan pada tahun politik.

Mantan Gubernur Bank Indonesia (BI) itu optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen tahun depan bisa tercapai. Bahkan, dia yakin jika penyelenggaraan pilkada berjalan lancar, tertib, dan aman, bukan tidak mungkin sumbangan dari kegiatan politik tersebut makin besar.

Darmin melanjutkan, ekonomi Indonesia bisa tumbuh lebih tinggi dalam tiga tahun mendatang. Yakni, mencapai 6 persen. Dia menjelaskan, sejauh ini sejumlah proyek pembangunan infrastruktur belum memberikan dampak signifikan bagi pertumbuhan ekonomi. Namun, dalam tiga tahun ke depan, pembangunan infrastruktur memberikan sumbangan besar bagi perekonomian Indonesia.

”Memang, fondasi kita sudah dibangun dengan baik, tapi belum selesai. Saat (pembangunan infrastruktur, Red) sebagian selesai, sebagian dibangun. Kalau sudah selesai (dibangun), dampaknya baru keluar. Mungkin, pertumbuhannya mencapai 6 persen,” paparnya.

Dia menekankan, Indonesia merupakan negara yang tergolong cepat keluar dari perlambatan ekonomi dunia sejak 2000–2016. Indonesia juga memanfaatkan momen perlambatan ekonomi dunia dengan mendorong investasi pada infrastruktur. Investasi di infrastruktur memiliki sejumlah kelebihan. ”Investor bidang industri dan ekspor bingung mau diekspor ke mana. Tapi, kalau bangun pelabuhan, infrastruktur jadi dalam lima tahun,” tuturnya.

Senada dengan Darmin, Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perekonomian global membaik tahun depan. Ekonomi global diprediksi tumbuh sekitar 3,6 persen pada 2018. ”Ekonomi dunia kalau sekarang tumbuh di atas 3 persen, itu sudah cukup bagus sesudah terjadinya krisis global,” katanya.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut memaparkan, prediksi perbaikan pertumbuhan ekonomi tersebut akan mendorong perdagangan global. Volume perdagangan global diprediksi meningkat dari 2,2 menjadi 4 persen. Kondisi itu berdampak positif bagi Indonesia yang sangat mengandalkan ekspor.

Meski begitu, Sri Mulyani menekankan ada beberapa hal yang perlu diwaspadai. Yakni, masalah politik, keamanan, dan sosial. Bila tiga hal tersebut bergejolak, akan timbul reaksi pada perekonomian global.

Selain itu, ada tantangan dari kebijakan moneter negara maju. Misalnya, normalisasi yang akan dilakukan Amerika Serikat (AS). Kemudian, tantangan lain adalah kerusakan lingkungan serta bencana alam. Sementara itu, yang terakhir adalah teknologi. ”Ini kesempatan yang apabila tidak kita sikapi akan bisa jadi tantangan terhadap pemulihan ekonomi dunia,” imbuhnya.

Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menambahkan, kondisi ekonomi global terus menunjukkan perbaikan. Bagi Indonesia, hal tersebut memberikan dampak pemulihan ekonomi. Pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan mencapai 5,1–5,5 persen. (ken/c16/sof)

Update