Rabu, 24 April 2024

Trump Akui Yerusalem sebagai Ibukota Israel

Berita Terkait

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada Rabu, (6/12) waktu setempat.

Ia juga akan merelokasi Kedutaan Besar AS ke kota tersebut.

Keputusan Trump akan menggagalkan upaya perdamaian dan memicu kerusuhan regional. Trump sudah mulai menginformasikan keputusannya ini sejak Selasa kemarin. Ini jelas memicu protes dari beberapa negara sebab langkah tersebut akan mengorbankan umat Islam dan mengganggu kemajuan perdamaian antara Israel dan Palesina.

Sekutu AS, Prancis juga menentang upaya Amerika mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Perubahan kebijakan AS tersebut membuat para pemimpin dunia khawatir. Bahkan Kementerian Luar Negeri AS juga memberi memo rahasia ke Kedutaan Besar AS di Timur Tengah yang memperingatkan adanya potensi unjuk rasa anti-Amerika.

Seperti dilansir Washington Post, Selasa, (5/12), Penasihat Presiden Palestina, Nabil Shaath berdiskusi dengan Presiden Mahmoud Abbas. Dalam kesempatan itu, Abbas mengatakan, ia tidak akan menerima keputusan Trump memindahkan Kedutaan Besar AS ke Yerusalem.

Abbas juga memperingatkan Trump bahwa ia sedang bermain-bermain dengan kaum ekstremis.

“Namun rupanya Trump tak peduli. Ia terus bersikukuh akan melakukan kehendaknya,” kata Shaath.

Raja Salman bin Abdul Aziz juga memperingatkan Trump jika langkah yang diambilnya untuk merelokasi Kedutaan Besar AS ke Yerusalem berbahaya. Ini merupakan provokasi yang mencolok terhadap umat Islam di seluruh dunia.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan, pengakuan Amerika terhadap Yerusalem akan menjadi garis merah bagi umat Islam di dunia. Ini mungkin memaksa Turki memutuskan hubungan diplomatik dengan Israel yang baru saja diperbarui setelah absen enam tahun. (Washington Post/iml/JPC)

Update