Jumat, 19 April 2024

Isdianto Terpilih Aklamasi sebagai Wagub Kepri, Ancaman Gugatan Muncul

Berita Terkait

batampos.co.id – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepri akhirnya menetapkan Isdianto sebagai Wakil Gubernur Kepri untuk sisa masa jabatan 2016-2021. Isdianto terpilih secara aklamasi dalam sidang paripurna di DPRD Kepri, Kamis (7/12).

Ketua DPRD Kepri, Jumaga Nadeak, mengklaim keputusan dan ketetapan DPRD Kepri ini sah dan sesuai aturan hukum. Bahkan ia menegaskan DPRD Kepri siap menghadapi jika ada gugatan terkait hasil pemilihan Wagub Kepri itu.

“Kami siap digugat,” kata Jumaga usai sidang paripurna, kemarin.

Selain tidak melanggar hukum, Jumaga menegaskan sidang paripurna kemarin sah karena anggota dewan yang hadir sudah memenuhi kuorum. Kemarin, sidang dihadiri 31 dari 45 anggota DPRD Kepri.

“Meskipun sejumlah dewan tidak hadir, bahasanya tetap aklamasi. Karena hanya ada satu calon, dan semua dewan yang datang menyetujuinya,” kata dia.

Keputusan sidang paripurna kemarin sudah ditetapkan lewat Keputusan DPRD Kepri Nomor 41 Tahun 2017 tentang Penetapan Isdianto sebagai Wakil Gubernur Kepri.

Politikus PDI Perjuangan ini juga yakin, keputusan tersebut tidak akan diubah lagi oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) sebelum disampaikan ke Presiden. Sebab keputusan paripurna ini sudah tidak perlu dievaluasi lagi. Untuk itu, ia mendorong agar keputusan pemilihan Wagub Kepri tersebut segera disampaikan ke Presiden.

“Teknisnya tetap melalui Gubernur dan Kemendagri. Karena sifatnya sangat mendesak,” tegas Jumaga.

Pantauan Batam Pos, sidang paripurna yang dijadwalkan mulai pukul 10.00 WIB molor lebih kurang 1 jam 45 menit. Sidang dengan agenda Rapat Paripurna DPRD Kepri dalam rangka laporan akhir Pansus DPRD Kepri terhadap hasil penetapan calon tetap Wagub Kepri sisa masa jabatan 2016-2021 sekaligus pemilihan Wagub Kepri sisa masa jabatan 2016-2021 tersebut baru dimulai sekitar pukul 11,50 WIB. Proses sidang berjalan sangat singkat.

Sidang dibuka dengan laporan akhir Panitia Khusus (Pansus) Pemilihan Wagub Kepri yang disampaikan oleh Wakil Ketua Pansus, Sahat Sianturi. Dalam laporannya Sahat menyebutkan bahwa Pansus sudah bekerja keras untuk mewujudkan terisinya kursi wakil gubernur. Namun, hingga tiga kali batas waktu yang ditentukan, Gubernur dan partai politik pengusung tidak juga berhasil menemukan pengganti calon atas nama Agus Wibowo, maka DPRD melakukan terobosan.

Setelah mendengarkan laporan tersebut, sidang yang dihadiri 31 anggota dewan itu menyepakati Isdianto sebagai calon tunggal Wakil Gubernur Kepri. Persetujuan itu dituangkan dalam Surat Keputusan (SK) DPRD Kepri Nomor 40 Tahun 2017 tentang Penetapan Isdianto sebagai Cawagub Tunggal.

Sidang paripurna kemudian dilanjutkan dengan agenda Pemilihan Wagub Kepri sisa masa jabatan 2016-2021. Usai membacakan laporan akhir, Ketua DPRD Kepri Jumaga Nadeak langsung menyambung pidatonya. “Karena hanya satu calon saja, apakah bisa ditetapkan menjadi Wakil Gubernur Kepri sisa jabatan 2016-2021?” tanya Jumaga kepada seluruh anggota DPRD Kepri. Dengan serentak, 31 anggota dewan yang hadir menjawab setuju.

Usai menanyakan hal tersebut, sidang paripurna dinyatakan selesai. Untuk tahapan selanjutnya, DPRD akan mengirimkan hasil paripurna kepada Gubernur Kepri untuk diteruskan kepada Presiden melalui Mendagri.

Sementara Wagub Kepri terpilih, Isdianto, mengaku siap langsung bekerja sebagai Wakil Gubernur Kepri, Nurdin Basirun. Ia juga akan segera bertemu Nurdin untuk melakukan koordinasi.

“Alhamdulillah mendapat sambutan yang baik. Saya tidak punya motivasi lain, selain ingin memberikan yang terbaik untuk Provinsi Kepri,” ujar Isdianto.

Saat ditanya apakah ia akan bergabung ke salah satu partai politik, Isdianto menegaskan saat ini dirinya tidak lagi menyandang status Aparatur Sipil Negara (ASN). Artinya terbuka peluang untuk bergabung dengan partai politik manapun. Namun ia buru-buru menepis isu yang menyebut ia akan segera bergabung dengan PDI Perjuangan.

“Belum ada keputusan ke sana. Yang jelas saya menjalin hubungan baik dengan semua partai,” ujar Isdianto.

Isdianto (2 dari kiri) saat ditetapkan menjadi Wakil Gubenur Kepri pada Sidang Paripurna di Kantor DPRD Kepri, Kamis (7/12). F.Yusnadi/Batam Pos
Empat Parpol Walk Out

Sejumlah anggota DPRD Kepri dari empat partai politk memilih meninggalkan sidang paripurna kedua dengan agenda pemilihan Wakil Gubenur Kepri, kemarin. Keempat parpol tersebut masing-masing Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai NasDem, Partai Hanura, dan Partai Amanat Nasional (PAN). Namun khusus PAN, tidak semua wakilnya di DPRD Kepri yang walk out.

“Dari PAN ada yang datang,” ujar Ketua DPRD Kepri, Jumaga Nadeak.

Sedangkan partai lainnya mengikuti jalannya paripurna dan turut dihadiri masing-masing ketua DPW dan DPD. PDI Perjuangan dihadiri langsung Ketua DPD PDIP Kepri Soerya Respationo, Partai Golkar Ansar Ahmad, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Raden Hari Tjahyono.

“Kami tidak berbicara politis, tetapi punya persepsi yang sama. Yakni sama-sama menginginkan Kepri lebih baik,” jelas Jumaga.

Ketua DPD PKB Kepri, Abdul Basith secara tegas mengatakan komitmen PKB sudah jelas. Yakni mendukung adanya pemilihan wagub dengan dua calon. Terkait keputusan tersebut, pihaknya akan meminta pendapat pakar hukum, apabila ada celah, akan melakukan gugatan hukum.

“Kami menentang bukan untuk menghalangi. Tetapi ada aturan yang ditabrak. Sudah pasti, ini tidak memberikan edukasi politik yang baik,” ujar Basith.

Sementara anggota Fraksi Hanura, Sukri Fahrial, mengatakan ketidakhadirannya lantaran sedang menemani orangtua yang di-opname di rumah sakit. Ia mengaku tidak tahu pasti mengenai ketidakhadiran kader Hanura lainnya dalam paripurna kemarin.

“Untuk lebih pasti, tanya Ketua DPD Hanura Kepri. Karena kapasitas dia untuk menjawab pertanyaan ini,” ujar Sukri, tadi malam.

Masih Ada Celah Gugatan

Terpisah, pemerhati hukum Andi Muhammad Asrun menilai proses pemilihan Wakil Gubernur yang digelar DPRD Kepri banyak mengandung kejanggalan. Menurutnya, pemilihan wagub kemarin seolah hanya formalitas. Karena Laporan Kerja Panlih belum disampaikan ke DPRD, tetapi sudah digabungkan acara Pemilihan Wagub dengan Penerimaan Laporan Panlih.

“Undangan Paripurna yang diterima secara meluas memberi sinyal Paripurna DPRD akan ketok palu persetujuan Isdianto sebagai Wagub,” ujar Andi Muhammad Asrun.

Ditambahkannya, hal yang sangat penting adalah belum adanya Surat Keputusan (SK) Badan Kepegawaian Nasional (BKN). Atas dasar itu, ia menilai proses pemilihan terhadap Isdianto, cacat hukum dan batal demi hukum. Sehingga membuka celah bagi gugatan baru terharap DPRD dan Isdianto.

“Tetap ada celah hukum untuk digugat. Bahkan juga bisa di-praperadilan-kan atas keputusan yang dilakukan DPRD Kepri,” papar Andi.

Gubernur Pilih ke Jakarta

Sidang paripurna pemilihan dan penetapan Isdianto sebagai wakil gubernur Kepri di DPRD Kepri, Kamis (7/12), digelar tanpa kehadiran Gubernur Kepri, Nurdin Basirun. Ia diwakili Sekretaris Daerah Provinsi Kepri, TS Arif Fadillah. Menurut Arif, Nurdin tidak hadir karena memilih mengikuti sejumlah agenda di Jakarta.

“Sejak Rabu (6/12) kami bersama-sama di Jakarta,” ujar Arif Fadillah.

Arif menjelaskan, pada Rabu (6/12) lalu Gubernur menghadiri acara penyerahan daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) 2018 oleh Presiden Joko Widodo di Istana Bogor. Kemudian pada Kamis (7/12) kemarin, Nurdin mendapat undangan khusus membahas Rancangan Undang-Undang (RUU) Daerah Kepulauan bersama DPD dan DPR di Senayan.

Menurut Arif, dalam undangan tersebut ditegaskan rapat tidak bisa diwakilkan. Sebab Nurdin merupakan koordinator Provinsi Daerah Kepulauan.

“Kalau bisa diwakilkan, saya yang tinggal di Jakarta. Karena tidak bisa, maka saya yang pulang ke Tanjungpinang untuk menghadiri paripurna ini,” jelas Arif.

Arif menegaskan, ketidakhadiran Gubernur Kepri dalam paripurna kemarin bukan berarti Gubernur tidak mendukung penetapan Isdianto sebagai Wagub Kepri. Namun dengan catatan, semua proses sudah sesuai aturan yang ada.

“Sepanjang proses sudah sesuai dengan aturan, Pak Gubernur akan menghormati hal itu,” jelasnya lagi.

Sayangnya Arif enggan berkomentar, apakah proses pemilihan dan penetapan Isdianto sebagai Wagub Kepri sudah sesuai aturan atau belum. Ia hanya menjelaskan, jabatan gubernur dan wakil gubernur merupakan jabatan politis yang mekanisme pemilihannya diatur dalam undang-undang.

Mantan Sekda Karimun ini juga memastikan internal Pemprov Kepri tidak akan mempermasalahkan kehadiran Isdianto. “Yang penting roda organisasi pemerintahan bisa terus berjalan,” tutup Arif.

Soerya Banjir Ucapan

DPRD Kepri telah menetapkan Isdianto sebagai Wakil Gubernur Kepri, kemarin. Namun ucapan selamat justru banyak disampaikan kepada Ketua DPP PDIP Kepri, Soerya Respationo. Sebab Soerya disebut-sebut sebagai orang yang paling berperan di balik kesuksesan Isdianto terpilih sebagai wakil gubernur Kepri.

Kemarin, usai sidang paripurna, gawai Soeya tak henti berbunyi. Ratusan pesan pendek membanjir via fitur WhatsApp (WA) di ponsel mantan Wakil Gubernur Kepri itu.

“Ini WA dari beberapa tokoh masyarakat dan tokoh politik,” jelas lelaki yang selalu disapa Romo ini.

“Luar biasa.. peranan Romo sangat menentukan pemilihan ini.. semoga Romo di masa yg akan datang mendapat kemudahan sebagaimana dukungan Romo pada pemilihan ini.. terima kasih Romo…”.

“Ingat aklamasi…ingat Romo…..hidup Romo…”

“Salute sama Romo yg terus mengawal komitmen dg p isdianto sampai happy ending di dprd… salute sama Opung Nadeak (Ketua DPRD Kepri, red) dlm kepemimpinan sidang paripurnanya yg dapat menggiring proses penetapan dewan dengan Aklamasi Dan salute kpd rekan2 agt fraksi pdip yg solid memperjuangkannya dlm pansus/panlih. Bravo!!!”

Demikian beberapa kutipan dari pesan tersebut.

Lalu apa komentar Soerya sendiri? “Terimakasih, namun saya rasa masih ada yang lebih penting,” tegasnya.

Menurut Soerya dengan terisinya jabatan wakil gubernur, diharapkan roda pemerintahan di Kepri dapat maksimal, sehingga semua urusan pemerintahan, pembangunan, dan sosial kemasyarakatan akan dapat tertangani dengan sebaik-baiknya.

“Mudah-mudahan Mas Isdianto dapat mengemban amanah ini dengan sebaik-baiknya,” pesannya.

Soal dirinya disebut-sebut sebagai arsitek dan bidan yang melahirkan Isdianto sebagai Wagub Kepri, Soerya Cuma tersenyum.

“Apalah saya ini. Saya hanyalah bagian kecil pelengkap kesuksesan Isdianto menjadi Wagub. Masih banyak pihak dan parpol, juga anggota DPRD dan para tokoh yang bekerja keras untuk kesuksesan Isdianto,” jelasnya. (jpg/ref)

Update