Sabtu, 20 April 2024

Dua Pancung Tabrakan di Perairan Pulau Bulang

Berita Terkait

batampos.co.id – Kecelakaan laut terjadi di perairan pulau Bulang. Boat pancung yang membawa 11 penumpang dan pancung boat kosong terlibat tabrakan di perairan teluk Male, pulau Bulang, kecamatan Bulang, Minggu (17/12) malam sekitar pukul 19.00 WIB.

Insiden tersebut merenggut korban nyawa sebab Ismail sang nahkoda atau tekong pancung boat yang bermuatan penumpang ditemukan tewas setelah dinyatakan hilang selama 18 jam.

Tidak itu saja Faizal, satu penumpang juga dinyatakan hilang dan belum ketemu sampai Senin (18/12) malam tadi.

Informasi diperoleh, kecelakaan laut tersebut juga melukai sejumlah penumpang lainnya. Dari sebelas penumpang ada diatas pancung boat itu hanya empat orang yang selamat. Sementara enam penumpang lainnya harus dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.

Penumpang yang mengalami cidera dan harus dirawat di rumah sakit diantaranya; Hanindia bocah dua tahun, Rasya bocah 10 tahun, Sayid Abdilah bayi 11 bulan, Syarifah Dahlia,24, Lisnawati, 31 serta Umi, 52. Mereka dirawat di RSUD Embung Fatimah Batam di Batuaji dan di rumah sakit Badan Pengusahaan Batam di Sekupang.

Sementara penumpang lain yang selamat dan tidak mengalami cidera adalah Sara Nabilah,6, Sayid Ahmad, 33, Illiyasa, 35 dan Ria.

Menurut sejumlah saksi dari korban yang selamat, tabrakan dua boat pancung itu terjadi diduga karena gelombang dan arus laut yang cukup keras di sekitar lokasi kejadian. Sebelum kejadian boat pancung yang ditumpang para korban dan dinahkodai oleh Ismail (korban yang hilang) bergerak dari pulau Bulang Lintang menuju pelabuhan Sagulung. Pancung tersebut bergerak tanpa lampu dan beriringan dengan pancung boat lain yang dinahkodai oleh Iyan. Dua pancung tersebut sama-sama memuat penumpang dengan jumlah yang hampir sama.

“Kami baru pulang hajatan di pulau Bulang. Mau pulang ke Batam. satu keluarga besar makanya pakai dua pancung,” ujar Said Ahmad, korban yang selamat saat dijumpai di RSUD Embung Fatimah Batam di Batuaji, Kemarin.

Saat memasuki lokasi kejadian atau sekitar 10 menit berlayar dari pulau Bulang, mendadak dari arah berlawanan muncul pancung boat kosong yang dinahkodai oleh Sulihan dalam posisi laju. Karena arus laut cukup kencang dan suasana gelap, pancung boat yang ditumpang para korban tak bisa mengelak. Tabrakanpun terjadi. Dua pancung tersebut sama-sama terbalik. Seluruh penumpang termasuk dua nahkoda pancung tercebut ke dalam laut. Beberapa penumpang bahkan ada yang terkurung dibalik pancung boat yang terbalik.

“Untungnya pancung yang dibelakang kami langsung mendekat dan menyelamatkan kami ke dalam pancung itu,” tutur Iliyasa, korban lainnya.

Karena panik dengan situasi tersebut para penumpang dewasa yang selamat hanya fokus menyelamatkan balita dan anak-anak yang terjebak di dalam boat yang terbalik. Setelah semua penumpang dievakuasi ke dalam boat yang dinahkodai oleh Iyan, mereka baru sadar kalau Ismail sang nahkoda boat yang ditabrak dan Faizal penumpang lain tidak ada diatas boat bantuan itu.

“Ternyata dua orang hilang. Kami coba selam cari tapi tak bisa karena gelap dan arus laut cukup kencang,” tutur Said.

Karena ada yang cidera akibat kecelakaan itu, Sulihan nahkoba boat yang menyelamatkan membawa para korban ke pelabuhan Sagulung. Para korban semuanya dilarikan ke RSUD Embung Fatimah Batam sebelum ada yang dirujuk ke RSBP Batam di Sekupang.

Menurut keterangan Sulihan, sebelum tabrakan terjadi, dia sudah berusaha mengelak dengan bergerak ke arah kiri, namun tabrakan tetap tak bisa dielakan sebab pancung yang dinahkodai oleh Ismail juga bergerak ke arah yang sama.

“Saya ke kiri, mereka juga bergerak ke arah yang sama. Lautpun bergelombang jadi susah nak ngelak,” tutur Sulihan.

Ismail korban yang meninggal dan Faizal, korban hilang diakui Iyan, nahkoda pancung yang menyelamatkan para korban, saat terjadi duduk di bagian depan dan belakang pancung. Sehingga diduga keduanya terlempar saat saat tabrakan terjadi.

“Kalau duduk di depan dan belakang tak pegangan, bisa jadi terlempar mereka saat tabrakan terjadi,” tutur Iyan.

Usai mengevakuasi para korban, aparat kepolisian dan nelayan sekitar langsung bergerak mencari Ismail dan Faizal dilaprokan hilang. Upaya pencharian membuhkan hasil. Ismail berhasil ditemukan sudah meninggal dunia di dekat lokasi kejadian, Senin (18/12) siang sekitar pukul 14.00 WIB. Sementara Faizal belum ditemukan.

“Kami sudah terjunkan dua kapal pencarian dari Polairud Polda Kepri tapi belum ketemu. Arus cukup kencang. Nelayan juga sudah banyak membantu tapi baru satu (jenazah Ismail) yang ditemukan,” ujar Komandan Kapal Polairud Bripka Adi Lestari di pelabuhan Sagulung, kemarin.

Menurut keterangan para saksi, diakui Adi kecelakaan laut itu diduga karena arus laut yang cukup kencang.

“Mereka juga tak pakai lampu dan pelampung,” ujar Adi.

Kasat Polair Polresta Barelang AKP Arsyad membenarkan kejadian laka laut itu. Insiden tersebut menyebabkan satu orang meninggal dunia.

“Yang meninggal itu nahkoda kapalnya. Satu lagi masih dalam pencarian. Enam penumpang lain terluka dan dirawat di rumah sakit,” ujar Arsyad.

Terkait penyebab kecelakaan, seperti keterangan saksi, kata Arsad dugaan kuat karena kondisi alam yakni laut bergelombang yang diperparah dengan minimnya penerangan pancung.

“Pancung itu tak ada lampu lokasi kejadian itu persis di persimpang pulau yang arusnya deras. Itu yang memperburuk keadaan,” ujar Arsyad.

Dengan adanya kejadian itu Arsyad kembali mengingatkan masyarakat nelayan atau penambang pancung boat di seluruh Batam agar lebih berhati-hati lagi kedepannya. Situasi laut yang sedang bergelombang sebaiknya diantisipasi dengan perlengkapan pengaman.

“Minimal life jacket harus ada. Itu wajib sebenarnya. Sudah sering kali kami himbau bahkan memberikan bantuan life jacket tapi masih saja yang nekad berlayar tanpa alat pengaman seperti itu,” tutur Arsyad. (eja)

Update