Sabtu, 20 April 2024

Laut Bergelombang, Nelayan dan Penambang Pancung Hati-hati

Berita Terkait

batampos.co.id – Aparat Kepolisian Batam memberikan perhatian khusus kepada masyarakat yang beraktifitas di wilayah periaran. Arus yang cukup deras membuat laut bergelombang tinggi. Pengguna jasa transportasi laut dan nelayan dihimbau untuk lebih berhati-hati lagi.

Himbauan ini disampaikan Polisi menyikapi dua kecelakaan laut yang terjadi pada hari yang sama yakni Minggu, (17/12) lalu di sekitar perairan pulau Bulang. Kecelakan laut pertama dialami oleh Topan, nelayan Pulau Buluh, kecamatan Bulang. Sampan pria 35 tahun itu juga terbalik dihantam ombak besar di periaran pulau Bulan,sekitar pukul 15.45 WIB.

Topan selamat dari kecelakaan itu sebab dia ditolong oleh Herman dan Supriyono Gultom, dua karyawan FMT Remove Sea and Land PT Indo Tirta Suaka (ITS) yang berlokasi di pulau Bulan yang kebetulan lewat menggunakan pancung perusahaan bernomor lambung ITS 07.

Selanjutnya pada pukul 19.00 WIB, kecelakaan laut juga terjadi perairan selat Male, Pulau Bulang Lintang. Pancung bermuatan 11 penumpang terlibat tabrakan dengan pancung boat yang tak berpenumpang. Kecelakaan diduga karena arus laut yang cukup kencang. Insiden tersebut merenggut korban nyawa sebab Ismail, sang nahkoda pancung berpenumpang dan Faizal, seorang penumpang lainnya ditemukan tewas setelah sempat dinyatakan hilang hingga belasan jam.

Tabrakan dua pancung tersebut juga melukai enam penumpang lain. Penumpang yang mengalami cidera dan harus dirawat di rumah sakit diantaranya; Hanindia bocah dua tahun, Rasya bocah 10 tahun, Sayid Abdilah bayi 11 bulan, Syarifah Dahlia,24, Lisnawati, 31 serta Umi, 52. Mereka dirawat di RSUD Embung Fatimah Batam di Batuaji dan di rumah sakit Badan Pengusahaan Batam di Sekupang. Sementara penumpang lain yang selamat dan tidak mengalami cidera adalah Sara Nabilah,6, Sayid Ahmad, 33, Illiyasa, 35 dan Ria.

Dua insiden kecelakaan laut itu menjadi catatan penting bagi nelayan, pelaku ataupun pengguna jasa transportasi laut pada umumnya. Situasi periaran Batam yang sedang tak bersahabat dan sulit diprediksi hendaknya diwaspadai dengan melengkapi alat pengaman jika memang harus melalukan aktifitas di wilayah periaran. “Minimal life jacket harus dipakai. Saya rasa nelayan ataupun penambang pancung miliki itu. Kami sendiri juga pernah beberapa kali berikan bantuan life jacket termasuk untuk nelayan dan penambang pancung di pelabuhan Sagulung,” ujar Arsyad.

Penggunaan life jakcet dijelaskan Arsyad adalah hal yang penting dan harus diperhatikan oleh siapapun jika melakukan aktifitas di atas permukaan laut. “Sekalipun kita pandai berenang, tetap harus pakai. Saat darurat kadang kita panik dan hilang kendali. Pandai berenangpun pasti kelabakan. Makanya jangan anggap sepeleh alat pengaman ini (life jacket),” tegasnya.

Selain life jacket, nelayan ataupun penambang pancung juga harus memperhatikan keamanan alat transportasi mereka. Sampan ataupun pancung harus dilengkapi dengan lampu agar terlihat satu sama lain.

“Kalau beraktifitas dimalam hari tentu harus pakai lampu. Sudah gitu jangan laju-laju bawa pancungnya. Perhatikan keamanan keamanan diri sendiri dan orang lain yang kita bawa,” kata Arsad.

Imbauan serupa juga disampaikan Kapolsek Batuaji Kompol Sujoko. Kepada nelayan dan penambang pancung di pelabuhan Sagulung, Sujoko mengimbau agar lebih waspada lagi kedepannya. Dia berharap agar pengguna jasa transportasi laut semuanya melengkapi diri dengan alat pengamanan. “Jangan anggap sepeleh karena jarak pulau-pulau ini berdekatan. Hal yang tak terduga bisa saja terjadi. Ini harus dipikirkan sejak awal. Jangan sudah terjadi baru menyesal. Mari kita semua sadar untuk menjaga keselamatan diri dan keluarga kita,” imbau Sujoko.

Sejumlah nelayan dan penambang pancung Boat di pelabuhan Sagulung menyambut baik imbauan pihak kepolisian itu. Mereka juga mengakui jika situasi periaran Batam saat ini sedang bergelombang. Itu karena arus laut yang bergerak melalui selat-selat yang ada cukup deras.

Kepada wartawan, nelayan dan penambang Pancung Boat itu mengaku selama ini mereka sudah berupaya keras untuk menghindari hal-hal yang tak diinginkan seperti itu, namun karena keterbatasan peralatan pendukung mereka kerap kewalahan. “Memang sudah banyak life jacket yang dibagikan oleh pihak-pihak terkait, tapi tidak semua kebagian. Apalagi macam kami penambang pancung ini, kadang tak mencukupi untuk semua penumpang. Kami sudah berupaya keras untuk menghindari kecelakaan-kecelakaan seperti itu, tapi itu tadi, cuaca di kadang tak bisa kita prediksi,” ujar Ahmad, seorang penambang pancung.

Meskipun demikian para nelayan dan penambang pancung boat itu menyambut baik himbauan aparat kepolisian itu. Mereka bertekad akan semakin waspada kedepannya agar kejadian serupa tidak terulang lagi. Mereka juga berharap agar aparat keamanan rutin melakukan patroli di peraiaran yang jadi jalur penyeberangan warga pulau agar sewaktu-waktu ada kejadian langsung bisa ditanggapi. (eja)

Update