Rabu, 22 Mei 2024

2018, Ekonomi Kepri Diprediksi Tumbuh 4,6 Persen

Berita Terkait

Suasana jual beli di Pasar Bintan Centre Tanjungpinang, Rabu (22/2). Pasar ini dikelola oleh BUMD Tanjungpinang. F.Yusnadi/Batam Pos

batampos.co.id – Kepala Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putera optimis pertumbuhan ekonomi Kepri tahun depan akan tumbuh hingga 4,6 persen. Untuk mewujudkannya, pemerintah daerah harus segera menggenjot sektor pariwisata dan segera mengeluarkan insentif baru untuk mempermudah industri agar bisa berkembang.

“Pertumbuhan ekonomi tahun depan akan tumbuh antara 2,42 persen hingga 4,6 persen,” kata Gusti usai Pertemuan Tahunan BI Perwakilan Kepri 2017 di Gedung BI, Kamis (21/12).

Gusti menjelaskan ada empat langkah mengupayakan sumber pertumbuhan ekonomi baru. Pertama, hilirisasi sumber daya alam. Hilirisasi ini bertujuan untuk meningkatkan nilai tambah suatu produk.

Kedua, mengembangkan maritim, agribisnis dan pariwisata. Ketiga, mengupayakan iklim investasi daerah agar semakin kondusif dan keempat adalah membangun infrastruktur.

Menurut Gusti, sektor jasa pariwisata memiliki potensi besar untuk dikembangkan. Batam memiliki kelengkapan yang dibutuhkan untuk mengembangkannya seperti lokasi strategis, geografis kepulauan (wisata maritim) dan budaya khas Melayu.

“Sejumlah daerah telah memiliki branding wisata yang cukup terkenal, baik internasional maupun nasional, yaitu Batam dan Bintan,” paparnya.

Meski memiliki potensi besar, peranan pariwisata terhadap perekonomian Kepri masih minim. Pangsa sektor pariwisata terhadap PDRB Kepri dalam kurun waktu 2010-2016 rata-rata sebesar 2.38 persen. Sedangkan pertumbuhan wisman Kepri juga sangat stagnan.

“Dalam lima tahun terakhir hanya sebesar 6,1 persen (yoy), lebih rendah dibanding Bali 9,1 persen maupun nasional 8,0 persen. Pangsa wisman juga stagnan diangka 20-22 persen,” ujarnya.

BI Kepri menganggap pariwisata harus dikembangkan untuk menjadi sumber alternatif ekonomi baru, khususnya di Batam. Jalannya juga searah dengan keinginan Badan Pengusahaan (BP) Batam dan Pemerintah Kota (Pemko) Batam yang akan segera merumuskan agenda event pariwisata berskala internasionabersama. Pariwisata dan juga perikanan dianggap tidak terpengaruh sama sekali oleh kondisi ekonomi global yang tengah melemah.

Gusti menyarankan agar pemerintah daerah saling bersinergi untuk mengembangkan pariwisata.

“Supaya bisa mendorong pembangunan infrastruktur yang mendukung upaya konektivitas antar daerah. Jadi ketika wisman masuk Batam, bisa juga masuk daerah lain,” paparnya.

Lalu, ciptakan destinasi wisata baru dan tingkatkan sumber daya manusia (SDM)-nya. Inti dari kegiatan pariwisata adalah bagaimana melayani wisman dengan baik. Sehingga dibutuhkan ilmu dasar hospitality agar bisa menjadi SDM pariwisata yang handal.

“Semacam pusat informasi pariwisata (tourism centre) juga perlu dikembangkan sehingga turis yang datang bisa dapat informasi,” ungkapnya.

Kegiatan promosi juga harus digalakkan. Namun sebelum promosi keluar negeri, pemerintah daerah harus membangun infrastruktur dan memberikan pemahaman kepada masyarakat bagaimana menyambut dengan ramah para wisman yang datang.

“Promosi bisa jadi bumerang kalau tak siap. Jadi bukan sekadar bangun infrastruktur wah wah, tapi juga bagaimana bangun pariwisata berbasis masyarakat,” ungkapnya.

Gusti memahami kalau banyak wisman asing yang juga ingin menginap di rumah penduduk.

“Makanya ada program dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) yang ingin mengembangkan pariwisata homestay. Itu yang coba dilakukan di Pulau Penyengat yang memperkenalkan budidaya Melayu dan wisata religi,” harapnya.

Investasi Harus Dikembangkan

Teknisi Batam Aero Technic (BAT) sedang melakukan perawatan pesawat lion air di MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) Lion Air Grup, di Bandara Hang Nadim Batam, Selasa (12/12). F Cecep Mulyana/Bata,m Pos

Kepala BI Perwakilan Kepri, Gusti Raizal Eka Putera juga menyarankan kepada pemerintah daerah agar terus mengembangkan investasi.

“Ada tiga hal yang perlu dilakukan. Pertama, mendorong realisasi investasi infrastruktur konektivitas untuk meningkatkan efisiensi dan kelancaran arus barang dan jasa di Kepri,” ungkapnya.

Kedua, saat ini portofolio investasi Kepri sejak tahun 2000 masih didominasi negara tertentu saja. Sehingga masih ada peluang untuk mendorong investasi yang atraktif dengan menggandeng negara lain yang berpotensi.

“Sehingga untuk menarik negara lain, perlu upaya ketiga yakni mengakselerasi investasi melalui Kepri Incorporated sebagai forum untuk membahas persoalan kinerja perekonomian dan investasi,” ungkapnya.

BI Kepri juga melihat sejumlah usulan proyek strategis seperti pembangunan jembatan Batam-Bintan, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Tanjung Sauh, pengembangan Pelabuhan Batuampar, pengembangan Bandara Hang Nadim, KEK Pulau Asam di Karimun, KEK Galang Batang di Bintan, KEK Pariwisata di Anambas dan KEK industri perikanan di Natuna, pembangunan bandara di Bintan dan fasilitas MRO Garuda Indonesia perlu dipercepat eksekusinya.

“Dan kami yakin dapat mendorong perekonomian kedepan,” ungkapnya.

BI Kepri juga mendukung rencana BP Batam untuk mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 7 persen dengan menjadikan Batam sebagai pusat logistik. Tujuannya adalah untuk membuat arus barang, orang dan jasa menjadi lebih efisien.(leo)

Update