Sabtu, 20 April 2024

Walikota Tak Yakin Data Penduduk Batam

Berita Terkait

Pemotor dan mobil padat merayap dari arah Batuaji tujuan Batamcentre, Senin (8/1). Mereka warga Batam yang mengais rezeki untuk keluarga masing-masing.. F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Walikota Batam Muhammad Rudi meminta camat dan lurah se Batam memperbaharui data kependudukan Batam. Ia menilai data penduduk Batam kini sudah berubah seiring banyaknya masyarakat yang pulang kampung karena industri galangan kapal mati suri.

“Saya tak yakin data yang sekarang orangnya masih ada di Batam sebagian. Akibat tutupnya industri maupun shipyard, hampir kebanyakan mereka pulang kampung. Maka tugas camat dan lurah pastikan ini,” kata Walikota, beberapa hari lalu.

Saking pentingnya data tersebut, ia bahkan menegakan pada camat dan lurah agar tidak malas, dan secepatnya memastikan data tersebut agar program kemasyarakatn dapat berjalan dengan baik. Apalagi pada 2019 mendatang akan ada Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden dan Pemilihan Legislatif.

“Camat dan lurah jangan malas ke lapangan, kalau kedapatan saya akan ganti langsung,” tegasnya.

Sementara itu, Camat Bengkong Tahir meyampaikan pihaknya kini melalui RT RW sedang memproses validasi data tersebut. Ia menargetkan validasi data akan selesai pertengahan Maret mendatang. “Sudah dilakukan mulai Januari ini, baru jalan sekitar 10 persen,” imbuhnya.

Soal data kependudukan, ada perbedaan data antar instansi terkait. Seperti data warga Bengkong, versi kecamatan kini warga Bengkong sebanyak 106.653 jiwa sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dapat diakses di website resminya sebanyak 124.165 jiwa.

Untuk memastikan data inilah, tahir menjemput semangat Wali Kota Batam agar data penduduk segera diperbaharui. Dalam validasinya RT RW akan mendata langsung dari rumah ke rumah. “Kita akan lihat langsung yang tinggal bukan lagi berdasarkan KTP semata,” ucapnya.

Ia mengaku pendataan penduduk memang bukan perkara mudah. Hal ini karena Batam merupakan daerah dengan mobilisasi penduduk yang tinggi, alhasil perubahan kerap terjadi tiap hari.

“Di Bengkong banyak warga musiman. Misalnya anak kos yang numpang sementara hanya untuk cari kerja, ada juga warga yang masuknya lapor tapi perginya tidak melapor kembali,” pungkasnya. (cr13)

Update