Selasa, 16 April 2024

Dapat DAK Rp 2,4 Miliar, Disbudpar Kembangkan Dendang Melayu

Berita Terkait

Warga melewati gapura Dendang Melayu di Jembatan I Barelang, Minggu (17/12). Sabtu dan Minggu banyak warga mendatangi wisata Dendang Melayu ini. F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Tahun 2018 ini, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Batam mendapat kucuran Dana Alokasi Khusus (DAK) sebesar Rp 2,4 miliar dari pemerintah pusat. Jumlah tersebut meningkat dibanding tahu 2017 yang hanya Rp 1,2 miliar, dengan kata lain naik 100 persen.

“Tiap tahun meningkat, ini dana dari Kementrian Pariwisata. Tahun depan (2019) kami usulkan Rp 4 miliar,” kata Kepala Disbudpar, Pebrialin, Minggu (14/1) siang.

Menurutnya, dana tersebut akan digunakan sepenuhnya untuk mengembangkan pembangunan fisik destinasi wisata Dendang Melayu, Sagulung atau sebelum Jembatan I Barelang. Lokasi ini kerap jadi spot foto wisatawan yang berkunjung ke Jembatan Barelang. Dalam penataannya Pebrialin menyebutkan pihaknya akan melanjutkan desain yang sudah ada.

“Kami akan tambah pergola-nya, jalan setapak hingga pembuatan taman,” papar dia.

Tak hanya itu, dana tersebut juga akan digunakan menata para pedagang di sekitar jembatan. Pihaknya, kata Pebrialin, akan menyiapkan tempat berdagang yang lebih baik bagi para pedagang tersebut, sehingga tak lagi berjualan sembarangan.

“Lokasinya kami akan tentukan, di situ mereka bisa jualan souvenir dan lain-lain,” ungkapnya.

Selain Dendang Melayu, Pebrialin mengaku belum bisa mengembangkan lokasi wisata pantai lain karena terkendala status lahan. Menurutnya, Kementrian Pariwisata tak akan mengucurkan dana hingga status lahan ada pada Pemko Batam.

“Harus jelas, termasuk peruntukkannya,” imbuhnya. Status lahan ini, sebelumnya telah disampaikan Wali Kota Batam yang akan diusahakan legalitas penuh dibawah Pemko Batam.

Selain mendapat DAK, ia mengklaim sedang melobi pusat agar membantu Batam menggelar agenda wisata yang tak tercover APBD Batam, dalam hal ini seperti Tour De Barelang . Agenda yang sejatinya kerap mendatangkan pesepeda mancanegara tersebut tidak dianggarkan Disbudpar dengan alasan keterbatasan anggaran.

“Kami minta support mereka untuk selenggarakan ini,” ujarnya.

Namun ia menyampaikan, kelompok maupun komunitas dapat memanfaatkan dana dari Kementrian Pariwisata, alhasil tak hanya pemerintah pengembangan wisata bisa dilakukan oleh semua stakeholder. “Kita sama-sama kembangkan wisata,” pungkasnya. (adi)

Update