Sabtu, 20 April 2024

Air Comberan Menggenangi SMPN 28

Berita Terkait

Sejumlah siswi kelas VIII SMPN 28 Batam sedang berada depan sekolah yang digenangi air yang meluap dari parit, Rabu (17/1). Genangan yang berwarna hitam dan bau tersebut berasal dari parit depan sekolah yang tidak mengalir. F .Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Tiada hujan Sekolah Menegah Pertama (SMP) Negeri 28 Batam Kota, Rabu (17/1), banjir.

Air yang menggenangi berwarna hitam dengan bau busuk menyengat. Ya, itu air comberan.

Wakil Kepala Sekolah SMP 28, Tribandono, mengatakan kejadian ini sudah dari, Selasa (16/1/2018) lalu.

“Tapi tidak setinggi sekarang,” katanya, Rabu (17/1).

Akibat air comberan ini, baik murid maupun guru-guru kesulitan memasuki sekolah. Terlihat dua orang guru perempuan dengan menggunakan rok panjang hingga mata kaki, memasuki sekolah dengan cara memanjat pagar. Sebab untuk masuk dari depan, air hitam dengan bau busuk itu sudah menghadang mereka. Akhirnya kedua guru ini memilih dengan meloncat pagar yang berada di sisi kanan gapura sekolah.

Kedua guru ini kesulitan untuk naik ke atas pagar setinggi 1,2 meter tersebut. Ditambah lagi dengan rok yang panjang. Dua guru berhijab ini kelihatan tetap berusaha meloncat pagar sekolah. Karena harus menuju ke kelasnya.

Rabu (17/1) itu dijadwalkan ada kelas pemantapan untuk anak-anak kelas IX, yang beberapa bulan lagi menghadapi Ujian Akhir Sekolah serta Ujian Akhir Nasional.

Murid-murid SMP 28 juga terpaksa memasuki sekolah mereka, dengan cara yang sama. Bagi murid laki-laki tentu sangat gampang. Tapi murid perempuan cukup kesulitan.

Tribandono membenarkan adanya kelas pemantapan ini. Ia mengatakan untuk kelas reguler, pihanya terpaksa meliburkan seluruh siswanya. Namun kelas pemantapan tidak.

“Dengan harapan saat siang hari, airnya menjadi surut. Tapi kelihatannya semakin tinggi dibandingkan tadi pagi,” ujarnya.

Proses belajar mengajar saat ini, kata Tri ibarat buah simalakama. Seluruh siswa dipaksakan untuk belajar, namun bau busuk masuk ke dalam kelas. Otomotasi bau ini menganggu konsentrasi belajar siswa SMPN 28. Namun bila diliburkan, siswa-siswa ini tertunda lagi mendapatkan pelajaran yang sudah menjadi hak mereka.

“Kalau air hujan biasa, tidak masalah. Tapi ini air dari got yang masuk ke sekolah,” ungkapnya.

Sejumlah siswi kelas VIII SMPN 28 Batam sedang berada depan sekolah yang digenangi air yang meluap dari parit, Rabu (17/1). F .Cecep Mulyana/Batam Pos

Dari penuturan Tri, meluapnya air got ini akibat saluran air di depan Perumahan Gesya, Botania ambles. Sehingga aliran air dibeberapa perumahan tidak teraliri dengan lancar. Akibatnya, SMPN 28 merupakan tempat paling rendah dibandingkan beberapa kawasan sekitarnya, jadi penampungan air got perumahan yang berada di sekitar daerah itu.

Tri berharap selama perbaikan saluran air ini, tidak terjadi hujan.

“Hujan deras saja, sudahlah. Air gotnya masuk ke dalam ruangan. Dan butuh waktu lama membersihkannya,” tuturnya.

Salah seorang wali murid, Lili ditemui saat menjemput anaknya terlihat risih, saat memandangi kondisi sekolah.

“Setahu saya dari kemarin. Ini air isinya, ishh udah macam-macam. Air pembuangan semua,” tuturnya.

Saat ditanyakan terkait kondisi sekolah ini. Lili hanya bisa pasrah.

“Mau gimana lagi mas, kita ikut kata pemerintah saja,” tuturnya.

Sementara itu Gilang, siswa kelas IX SMPN 28 Batamkota mengatakan cukup terganggu dengan kondisi sekolahnya.

“Biasanya kolam dengan air keruh. Tapi kali airnya hitam,” ungkapnya.

Anak usia 16 tahun ini, cukup kritis terhadap pemerintah Kota Batam. Ia mempertanyakan Pemko Batam hingga kini belum juga memberikan solusi atas sekolah mereka.

“Padahal sudah sering om, tapi kok masih seperti ini saja,” ujarnya.

Akibat saluran air yang ambles ini. Got-got depan rumah warga sekitar SMPN 28, dipenuhi dengan air berwarna hitam. Salah seorang warga Taman Raya, Jumadi berharap kondisi ini tidak berlangsung lama.

“Kalau lama, bisa-bisa perumahan yang digenangi limbah rumah tangga ini,” ucapnya singkat. (ska)

Update