Selasa, 19 Maret 2024

Pasar Properti Batam akan Tumbuh 5 Persen

Berita Terkait

Properti Batam

batampos.co.id – Pasar properti di Batam diyakini akan tumbuh dengan baik tahun ini. Ada sejumlah faktor yang mendasari hal tersebut, tapi yang paling utama adalah karena terbitnya Peraturan Menteri Keuangan (PMK) 229/2017 yang dianggap dapat menciptakan peluang kerja baru bagi masyarakat Batam.

“Secara nasional dan Asia Pasifik berdasarkan riset dari Jones Lang Lasalle, pasar properti akan tumbuh lima persen tahun ini,” kata Ketua Dewan Pimpinan Real Estate Indonesia (REI) Batam, Achyar Arfan, Senin (22/1).

Jika dikaitkan dengan Batam secara global, maka tren positif itu ditimbulkan dari membaiknya harga batubara dunia. Dengan demikian maka peluang eksplorasi dan perdagangan batubara dan migas akan meningkat lagi.

Dan jika dikaji secara lokal, ada dua hal penting yang menyebabkan hal tersebut. Pertama, terbitnya PMK 229. Dengan regulasi pendamping kebijakan Free Trade Agreeement (FTA) tersebut, maka dapat membuka pasar baru di dalam negeri bagi industri di Batam untuk memasarkan barang produksinya.

“Industri di Batam akan menyerap tenaga kerja lebih banyak karena produksi meningkat. Imbasnya nanti ke properti karena daya beli masyarakat akan meningkat,” paparnya.

Ditambah satu hal lagi, yakni karena Badan Pengusahaan (BP) Batam sudah mau melakukan dialog terbuka dengan pengusaha. Sehingga kebijakan apapun terkait dengan dunia usaha akan didiskusikan terlebih dahulu dengan pengusaha untuk menemukan kebijakan terbaik.

Sedangkan Principal Promax Batam City, Pandu Dinata Pramono pernah mengatakan untuk bisa meningkatkan pertumbuhan pasar properti di Batam, pemerintah harus merelaksasi peraturan mengenai kepemilikan properti bagi warga negara asing (WNA). Saat ini WNA bisa memiliki properti dengan nilai minimal Rp 5 miliar dan dokumen kepemilikan bersifat hak pakai.

“Saya pikir selama dokumen lengkap tak ada masalah. Memudahkan orang asing membeli properti akan membantu perekonomian,” katanya lagi.

Disamping itu, kebutuhan pemukiman masih tinggi terutama pemukiman bersubsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah. Kebutuhan lahannya juga tidak terlalu banyak.(leo)

Update