Sabtu, 20 April 2024

Bertanya, Mengapa BBM Premium Langka?!

Berita Terkait

batampos.co.id – Komisi II DPRD Batam menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama perwakilan Hiswana Migas dan Pertamina Batam, Selasa (23/1) siang.

Pada RDP kali ini, Komisi II DPRD Batam meminta penambahan kuota BBM jenis premium dari Pertamina atau mengembalikan ke kuota premium sebelumnya. Sebab, selama ini premium keberadaan premium dirasa langka di beberapa SPBU oleh masyarakat Batam.

Pada 2016, kuota BBM jenis premium di Batam kurang lebih dalam setahun mencapai 219 kilo liter (kl). Sejak muncul pertalite, kuota premium di Batam ada penurunan sekitar 30 persen atau tinggal sebanyak 160 ribu kl.

“Yang kami tanyakan ke Pertamina ini adalah, kok bisa BBM premium hampir tiap hari langka di hampir seluruh SPBU di Batam. Bahkan ada beberapa SPBU yang hanya menjual pertalite saja, terutama SPBU yang berada di kawasan Batuaji dan Sagulung. Apakah Pertamina tak memasok BBM premium atau ada permainan dari pihak SPBU atau bahkan Pertamina sendiri,” tanya salah satu anggota Komisi II DPRD Batam, Dandis.

PT Pertamina Wilayah XII mengakui pengurangan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di kota Batam. Pengurangan itu terutama untuk bahan bakar jenis premium. Jika tahun 2016 lalu Pertamina menyalurkan 219 juta liter. Sementara tahun 2017 penyaluran premium sebanyak 160 juta liter, atau menurun sekitar 30 persen.

“Sejak kami luncurkan pertalite memang ada penurunan konsumsi premium,” sebut Sales Executive Retail Wilayah XII, Ida Bagus Ru Adhi Atma Wiguna saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi II DPRD Batam, Selasa (23/1).

Ida mengatakan, sejak akhir 2016 lalu pihaknya sudah memasarkan BBM non subsidi jenis pertalite secara masive. Akibatnya BBM Premium di sejumlah SPBU pun turut berkurang karena digantikan BBM jenis Pertalite. Sehingga terjadinya pengurangan ketersediaan BBM jenis premium di sejumlah SPBU, yang angkanya mencapai 59 juta liter.

“Untuk 2018 kita belum dapat penugasan berapa kuota premium yang disalurkan, karena masih awal tahun. Rata-rata tahun ini kita salurkan 12 juta liter setiap bulannya,” katanya.

Kuota premium sendiri, lanjut Ida, saat ini diatur BPH Migas, sehingga dalam hal ini Pertamina hanya sebatas menyalurkan kuota tersebut. Selain itu, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menjadikan Premium sebagai BBM penugasan di seluruh Indonesia. Hal ini untuk menunjang pelaksanaan program BBM Satu Harga.

“Karena ini penugasan ada komponen yang menjadi tanggungjawab kami kepada pemerintah. Dalam artian, harus benar benar premium disalurkan kepada orang yang tepat,” bebernya.

Sama halnya dengan penyaluran gas tiga kilogram, yang secara tegas disebutkan untuk masyarakat miskin. “Sehingga kita harapkan ini juga jadi edukasi pada masyarakat bahwasanya bagi yang mau beralih ke pertalite. Sementara premium benar-benar dipakai oleh kendaraan umum misalnya atau sepeda motor. Mobil pertalite lah,” sambung Ida.

Ditambahkan dia, pengurangan volume BBM bersubsidi lantaran meningkatnya permintaan BBM non subsidi pertalite. Ditambah lagi tuntutan teknologi pabrikan kendaraan yang mulai beralih ke mesin injeksi sehingga bahan bakar pun perlu penyesuaian. Bahkan ia mengakui seluruh kendaraan sudah merekomendasikan penggunaan bahan bakar ROW 91.

Seorang petugas SPBU Regata sedang mengisi bahan bakar minyak pertalite, Selasa (23/1). F Cecep Mulyana/Batam Pos

 

“Kan sayang menggunakian bahan bakar premium yang ROWnya 88 Makanya kami tawarkan Pertalite,” bebernya.

“Kalau sampai tiap hari langka premium, ini tak bisa kami sendiri yang harus turun tangan. Pihak instansi lainnya seperti Diseperindag juga harus ikut andil melakukan pengecekan dan pengawasan. Kemana larinya premium yang sudah kami pasok tiap hari itu,” ujar Ida Bagus.

Soal permintaan Komisi II DPRD Batam yang ingin jumlah kuota BBM premium di Batam dikembalikan utuh seperti sebelum ada pertalite, Ida Bagus mengatakan, hal itu bukan kewenangan Pertamina di daerah, tapi sudah kebijakan dari pusat.

“Usulan pengembalian jumlah kuota premium di Batam seperti semula sebelum muncul pertalite, akan kami tampung dan sampaikan ke Pertamina Pusat. Sebab kami hanya menjalankan regulasi dari pusat, bukan pengambil kebijakan,” terang Ida Bagus.

Anggota DPRD Batam Komisi II, Idawati Nur Santi, Mesrawati Tampubolon dan Dandi Rajagukguk menduga, kelangkaan BBM jenis premium hampir di seluruh SPBU di Batam dimainkan oleh beberapa oknum.

Oknum yang dimaksud adalah mereka yang menjalankan bisnis jual beli premium yang dinamakan dengan Pertamini yang saat ini keberadaannya menjamur merata se-Batam.

“Kebetulan saya beberapa hari kemarin memantau langsung di salah satu SPBU di kawasan Sagulung dan Batuaji. Begitu sampai lori Pertamina pemasok BBM jenis premium ke SPBU, beberapa oknum ini nekat sudah mengantre terlebih dahulu dengan membawa sepuluh sampai belasan jeriken ukuran 30 liter di SPBU. Mereka hendak mengisi BBM premium menggunakan jeriken plastik yang sudah disiapkannya. Ini faktanya di lapangan yang saya temukan,” ujar Dandis.

Ia menduga, tak hanya oknum pemilik Pertamini saja yang bermain memborong pembelian premium di SPBU menggunakan belasan bahkan puluhan jeriken. Dandis yakin pihak SPBU juga turun andil atas langkanya BBM jenis premium di lapangan.

“Logikanya saja lah, dari mana mereka (pemilik usaha Pertamini) bisa mendapatkan pasokan BBM premium tiap hari kalau tak ada permainan dengan pihak pengelola SPBU. Sedangkan aturan sebenarnya kan harusnya orang yang beli premium di SPBU menggunakan jeriken itu tak dilayani dan dilarang. Ini kok bisa mereka sampai mengantre,” tanya Dandis. (gas/rng)

 

Update