Jumat, 29 Maret 2024

Anang, memulai Karir sebagai Karyawan, Kini Ia Kelola Pabrik

Berita Terkait

Anang, 33, menuang sari tahu yang sudah digiling saat proses penyaringan di Kampung Baru, Seibinti, Sagulung, Kamis (25/1). Sehari Anang bisa menghasilkan 12 ember tahu dengan dijual per embernya 60 ribu dengan isi 300 potong tahu. Sehari Anang bisa mendapatkan uang Rp 1.400.000 per harinya dengan dua karung setenag kedelai yang dimasaknya. Tahu dijual ke Pasar Fanindo dan SP Plaza dan apsar lainnya. F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Dari jalan raya menuju pabrik tahu milik Anang berjarak kurang lebih 500 meter dengan jalan tanah berlumpur dan bebatuan di RT 01/RW 13, Kampungbaru, Kelurahan Seibinti, Sagulung, Kamis (25/1).

Pabrik tahu Anang tidak besar, hanya berukuran 4×4 meter per segi beratap seng yang sudah menghitam karatan yang sudah dimakan usia dan tanpa dinding, Anang menyebutnya gudang. Dari jauh sudah tercium bau uap kedelai rebus. Dan asap mengepul keatas.

Anang sendiri bergelut dengan tempe tahu sudah sebelas tahun di Batam. Dulu Anang bekerja di pabrik tahu ikut orang selama puluhan tahun. Anang memutuskan ingin memiliki usaha sendiri. Saat itu bos Anang ingin menjual usaha pabrik tahunya kepada Anang dengan Rp 25 juta. Kebetulan Anang saat itu karyawan bosnya di pabrik tahu tersebut. Karena Anang ingin mengubah nasibnya ingin seperti bosnya yang memiliki pabrik tahu dan tempe.

Saat ini Anang memiliki pabrik tahu, karyawan dua orang. Sehari Anang bisa menghasilkan uang Rp 1.400.000. Dan dikarunia satu anak yang baru berusia satu tahun dari pasangan hidupnya Dewi Fitriani, 28.

Anang juga tak jauh tinggal dari pabrik tahunya yang masih satu RW di Kampungbaru. Usaha saya ini baru berjalan satu tahun sama saya, ujar Anang sambil menyaring tahu olahannya.

Anang memasarkan tahunya ke Pasar Fanindo, Pasar Aviari yang sudah menjadi pelanggannya. Anang menjual kepelanggannya dengan harga lima potong tahu Rp 1000. Bila satu ember isinya 300 biji dengan Rp 60.000. Sehari Anang bisa memasak tahu dua karung setengah. Per karungnya bisa menghasilkan 12 ember tahu. Dan sehari bisa menghasilkan 24 ember dengan dua karung kacang kedelai. Jadi sehari Anang bisa menghasilkan uang Rp 1,4 juta.

Anang membeli kacang kedelai per karungnya Rp 365 ribu. Dulu harga kacang kedelai masih murah hanya 355 ribu. Anang mengeluhkan harga kacang kedelai, bila harga kacang kedelai naik tidak mau turun lagi. Dan Anang seklai belanja kedelai 10 karung. Jadi Anang berharap harga kacang kedelai diturunkan oleh Pemerintah. Di Kampunbaru ini ada tujuh pabrik tahu dan satu pabrik tempe, sebutnya.

Masih kata Anang, dulu enak bisnis tahu tempe karena galangan kapal banyak dan pabrik juga gitu. Jadi pengusaha ketring di pabrik dan galangan banyak membeli tempe dan tahu. Sekarang ini pada tutup pabrik dan galangannya. Jadi usaha tahu tempe lesu apalagi kacang kedelai naik harga.

 F. Dalil Harahap/Batam Pos

Anang menggiling kacang kedelai menggunakan mesin dompeng. Proses pembuatan tahu menggunakan tahap, pertama direndam dulu kacangnya, lalu direbus, disaring, dikasih cuka makan, lalu digiling. Setelah itu di rebus lagi setelah digiling lalu di cetak dan siap jual.

Anang memasak tahu menggunakan kayu bekas yang dibelinya dari pabrik, satu lorinya Rp 500 ribu yang hnaya tahan selama dua Minnggu saja sudah habis.

Pabrik tahu Anang mulai beroperasi dari jam 07.00 Wib sampai 13.000 Wib.

Anang mengatakan, kenapa harus ikut orang terus, boleh ikut orang buat belajar. Anang juga menekankan ke karyawannya, kalau bisa buat usaha sendiri, Anang sangat mendukung karyawannya untuk memiliki usaha. (ali)

Update