Jumat, 29 Maret 2024

Cetak 1.000 Hektare Sawah di Natuna

Berita Terkait

Sawah di Kelarik Natuna yang baru dibuka pemerintah tahu 2017, dari 68 hektare baru 5 hektare ditanami petani. F. Aulia Rahman/Batam Pos.

batampos.co.id – Sekretaris Dinas Pertanian Pemkab Natuna Sofiando mengatakan, Pemerintah menargetkan Natuna salah satu Kabupaten di perbatasan sebagai daerah ketahanan pangan. Sebanyak 1.000 hektare sawah akan dicetak.

Pencetakan sawah di Natuna katanya, sudah dimulai sejak tahun 2016 di Kecamatan Bunguran Tengah sekitar 100 hektare lebih. Dan tahun 2017 di Kecamatan Bunguran Utara dan Kecamatan Bunguran Tengah sekitar 100 hektare. Tahun 2018 ini Pemerintah akan membuka kembali sebanyak 200 hektare lahan sawah di Natuna.

“Target cetak sawah di Natuna itu ada 1.000 hektare. Tahun 2018 ini ada penambahan buka sawah 200 hektare. Target 1.000 hektare itu akan bertahap,” kata Sofiandi saat mendampingi wakil Bupati Natuna di Kelarik kemarin.

Dikatakan Sofiandi, target pemerintah pusat menjadi Natuna daerah yang memiliki ketahanan pangan memerlukan motivasi dan dukungan masyarakat agar program pemerintah bisa direalisasi sebagai Natuna bagian dari lumbung padi nasional di Kepri termasuk Lingga.

Dari target 1.000 hektare sawah tersebut katanya, belum sepenuhnya ditetapkan lokasinya. Pemerintah bersama lembaga institut masih melakukan penelitian kondisi lahan. Dan khususnya di Kecamatan Bunguran Utara memiliki potensi dikembangkan percetakan sawah, namun memerlukan pengolahan yang maksimal. Karena membuka hutan tidur, belum pernah dikelola masyarakat.

“200 hektare sawah untuk tahun ini juga belum ditentukan lokasi, apakah masih dilanjutkan di Kelarik atau digulirkan di Kecamatan lain. Hasil kajian dan penelitian kandungan tanah akan menentukan,” ujar Sofiadi.

Cetak sawah yang diprogramkan pemerintah lanjutnya, tetap melibatkan TNI sebagai pengelola dan didampingi Dinas Pertanian. Namun menurutnya, salah satu kendala saat ini adalah masih kurangnya tenaga penyuluh dan pendamping pertanian di lapangan. Faktor tersebut dapat menyebabkan petani kurang bergairah, karena petani yang menggarap sawah berasal dari berbagai profesi.

“Tenaga penyuluh pertanian ini menjadi kendala bagi dinas pertanian, disamping anggaran yang kurang mendukung. Namun khusus cetak sawah di Kelarik, akan diupayakan menerjunkan tenaga penyuluh,” ujarnya.(arn)

Update