Jumat, 29 Maret 2024

Warga Protes Meter Listrik Diubah ke Prabayar

Berita Terkait

batampos.co.id – Warga Tanjungpinang dikagetkan dengan beredarnya surat dari PLN yang menuliskan akan dilangsungkannya migrasi pelanggan. Dari paska bayar, menjadi prabayar.

“Memang tidak ada niatan untuk pindahan. Tapi kok bunyi suratnya, sudah menjadi keputusan untuk seluruh pelanggan Tanjungpinang,” ujar salah seorang pelanggan paska bayar, Amar. Yang juga penerima surat keputusan dari PLN rayon Tanjungpinang Kota (5/2).

Surat bertanggal 25 Januari 2018, yang ditandatangai oleh Manajer Area Tanjungpinang rayon kota ini berisikan tindak lanjut dari surat keputusan GM PT PLN Wilayah Riau dan Kepulauan Riau (WRKR).

Yang menyampaikan, SK GN mengenai program migrasi ke listrik prabayar yang akan dilaksanakan sepanjang 2018. Dimulai pada Februari ini. Pelaksanaan penggantian meteran dari meter paska bayar ke meter listrik prabayar, akan dilakukan secara bertahap kepada seluruh pelanggan paska bayar.

Dalam surat bernomor 02/AGA.01.02/RTPI/2018 ini, pihak PLN juga membutirkan lima hal, yang dianggap menjadi keunggulan dari penggunaan meter listrik prabayar.

Menurut PLN, keunggulan tersebut yakni pelanggan tidak dikenakan biaya beban. Pelanggan dapat mengatur pemakaian kwh sesuai kebutuhan. Pelanggan dapat melakukan penghematan. Pelanggan tidak akan dilakukan pemutusan terkait tunggakan listrik. Dan juga privasi pelanggan lebih terjaga.

Menurut surat tersebut, setelah proses migrasi menjadi pra bayar dilakukan, pelanggam dapat mengisi pulsa token listrik menggunakan id pelanggan sebelumnya. Atau nomor token, yang tertera pada barcod kwh meter yang terpasang.

Namun di sisi lain dari penggunaan listrik prabayar, yang telah dirasakan beberapa warga Tanjungpinang. Kenyamanan penggunaan listrik dengan metode pra bayar justru menyisakan ketidakpuasan.

“Beli pulsa listrik berapa yang keisi hanya seberapanya. Kadang juga kehabisan voucher,” ucap warga Penyengat Fatillah, mengenai kondisi ketidaknyamanan semenjak migrasi meter listrik menjadi prabayar.

Dengan kondisi tersebut, Fatillah mengaku penggunaan listrik menjadi mahal. Hal yang sama juga dirasakan Kasni. Semenjak berganti prabayar, Kasni yang merupakan penjual es menjadi lebih terbebani. “Listrik suka cepat habisnya,” keluh dia.

Ia juga pernah mengalami kegagalan saat pengisian pulsa listrik ke meteran. “Pas mau dibenerin, kata orangnya (petugas PLN) nanti dari pusat yang atur. Jadi ya agak lama saya nunggu,” tutur Kasni lagi.

Bukan hanya tak nyaman karena terhentinya aliran listrik di rumah, namun kegelisahan juga turut dirasakan Kasni. Lantaran bahan dagangannya, mencair. Berhubung kulkas tidak dapat berfungsi.

“Awalnya saya mau ditukar karena katanya lebih gampang. Lebih murah. Kalau begini saya maunya ke meteran seperti biasanya tadi aja,” sesalnya.

Terpisah, anggota DPRD Kepri dapil Tanjungpinang, Rudy Chua mengaku baru mengetahui hal tersebut dari aduan warga.

“Saya baru saja konfirmasi ke manajer PLN Tanjungpinang. Dan beliau membenarkan kalau semua listrik paska bayar akan dimigrasi ke prabayar di Tanjungpinang,” tutur Rudy.

Menurutnya, hal ini sangat disayangkan. Karena tidak ada pemberitahuan jangka panjang terlebih dulu kepada masyarakat. Sementara keputusan tersebut telah ditetapkan sejak 11 April 2017 lalu.

Sementara itu, kejelasan mengenai proses migrasi terhadap masing-masing pelanggan, juga belum mendapatkan informasi lebih lengkap. Berkenaan dengan hal ini, Rudy mengharapkan tidak terjadi kericuhan di laoangan. Mengingat sebagian besar warga tidak ingin melakukan migrasi.

“Perusahaan ini merupakan perusahaan monopoli, sehingga kalau dilakukan pemaksaan masyarakat tidak bisa berbuat apa-apa. Ini akan menjadi perhatian DPRD Kepri,” sambung Rudy.

Untuk itu, dalam waktu dekat Rudy menuturkan DPRD Kepri akan melakukan koordinasi terkait kondisi listrik tersebut.

“Karena sejauh ini memang yang kami dengar hanya aduan ketidaknyamanan,” terangnya.

Dengan banyaknya permasalahan yang belum dapat diselesaikan dengan baik oleh PLN, pada pelanggan prabayar sini. Tentu menjadi ukuran, bahwa PLN juga belum dapat memastikan kenyamanan jika jumlah pelanggan prabayar akan mengalami peningkatan.

“Apalagi kalau sudah sampai se kota Tanjungpinang. Yang ada saja masih merasa tidak nyaman dan menyesal,” imbuhnya.

Oleh karena itu, pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan koordinasi hingga ke PLN Wilayah Riau. Dikarenakan PLN Area Tanjungpinang, hanya menjalankan apa yang menjadi keputusan dari PLN WRKR. (aya)

Update