Jumat, 19 April 2024

Harga Beras di Pasar Tradisional lampaui HET

Berita Terkait

Ratusan Tewas akibat Banjir Afghanistan-Pakistan

Warga Antre Beli Gas Melon

Penerimaan Pajak April Lebihi Target

Alvin seorang pedagang di pasar Mitra Raya Batam Centre sedang menimbang beras yang dibeli pelanggan, Selasa (6/2/2018). Harga beras di pasar tersebut mengalami kenaikan. F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Harga beras di pasaran Batam melampaui harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. Dimana rata-rata beras jenis premium berada dikisaran Rp 14000, yang seharusnya hanya Rp 13.300.

Di pasar Mitra Raya Batam Center, misalnya. Hampir seluruh jenis beras mengalami kenaikan, apalagi untuk kelas premium. Tingginya harga beras ternyata berpengaruh terhadap daya beli masyarakat.

Alfin, penjual sembako di pasar Mitra Raya mengatakan harga beras sudah naik sejak bulan lalu. Rata-rata beras yang dia jual berasal dari daerah jawa seperti beras mantap, beras makyus dan beras lainnya.

“Harga beras rata-rata Rp 14.000 perkilonya. Udah naik sejak bulan lalu kok,” terang pria berusia 27 tahun ini kepada Batam Pos, Selasa (6/2).

Bahkan ia memastikan tak ada lagi harga beras jenis premium dibawah Rp 13.500. Hal itu dikarenakan tingginya harga dari distributor beras kepada para pedagang.

“Semua jenis beras naik. Biasanya itu Rp 13.300, sekarang sudah diatas Rp 14.000 . Bahkan ada yang jual diatas Rp 15 ribu perkilonya,” imbuh Alfin.

Naiknya harga beras sangat berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Banyak masyarakat yang mengurangi pembelian beras karena tingginya harga.

“Kalau satu kilo emang tak terasa, tapi kalau sekarung lumayan juga duitnya. Jadi saat ini, jumlah yang dibeli warga pun berkurang,” jelas Alfin.

Sedangkan untuk harga sembako lain, seperti gula, minyak, tepung dan telur masih berada diharga HET. Seperti gula Rp 12.000 perkilo, telur Rp 37 ribu perpapan.

“Cuma beras yang naik,” ujar Alfin.

Hal senada juga dikatakan Lili pemilik toko kelontong di kawasan Bengkong. Menurutnya, harga beras perkilonya mengalami kenaikan Rp 700-1.500 perkilonya. Bahkan ada harga beras diatas Rp 14.500 sehingga ia tak mengambil lagi dari distributor.

“Naik semua harga beras. Jenis beras Hoki Minang tak saya ambil. Harganya naik dari Rp 12.500 jadi Rp 14.000. Ada juga yang naik hingga Rp 14.500,” terang Lili.

Di Pasar Botania I dan II, terjadi hal sama.

Di Pasar Botania II, beras tipe medium seperti Horas dan Rambutan satu kilogramnya berada dikisaran Rp 13 ribu. Sementara itu untuk kualitas premium, beras merek Maknyus, Pandan Wangi, Harum Mas dijual pedagang dengan harga berkisar dari Rp 13.500 hingga Rp 14.000.

Hal yang sama terjadi di Pasar Botania I. Beras tipe medium juga merek Horas juga berada dikisaran Rp 13 ribu. Sedangkan beras premium merek Minang Raya, Maknyus satu kilogramnya dihargai Rp 14 ribu.

Salah seorang pedagang yang ditemui Batam Pos di Pasar Botania I, beralasan naiknya harga beras karena distributor menjual beras dengan harga lebih mahal dari biasanya. Perempuan yang menggunakan hijab warna jingga itu, menuturkan kondisi ini sudah berlangsung selama tiga minggu belakangan.

Ia menuturkan terpaksa menaikan harga beras. Karena bila tidak menaikan harga beras, keuntungan didapatnya hanya sedikit. Belum lagi harus menggaji karyawannya.

“Tipis sekali untungnya,” tutur wanita yang enggan menyebutkan namanya tersebut.

Naiknya harga beras premium ini, menyebabkan masyarakat beralih membeli beras medium. Salah satunya Syafliana, warga Cikitsu ini mengatakan saat ini terpaksa membeli beras tipe medium.

“Tidak kuat juga. Harus merasional pengeluaran dan pemasukan,” ungkapnya. (ska/she)

Update