Jumat, 29 Maret 2024

Empat Kru Kapal Sunrise Glory Tidak Saling Kenal

Berita Terkait

Anggota TNI AL mengawal sabu dan empat tersangka dengan bersenjata lengkap saat ekspos di Lanal Batam, Batuampar, Sabtu (10/2). Sabu seberat satu ton ini dibawa oleh kapal MV Sunrise Glory. F. Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Nakhoda Kapal dan tiga kru kapal Sunrise Glory mengakui tidak saling kenal. Hal ini mereka sampaikan ke penyidik TNI AL dan BNN. Mereka mengakui direkrut seseorang di Taiwan.

“Tidak saling kenal mereka ini, ini sedang kami selidiki lebih lanjut,” kata Wakasal Laksamana Madya TNI Achmad Taufiqoerrochman, Sabtu (10/2).

Kendala penyelidikan ini, kata Achmad karena bahasa. Ke empat orang ini tidak mengerti bahasa inggris, hanya tahu bahasa mandarin.

“Kami sedang datangkan ahli bahasa, agar memudahkan penyidikan,” ucapnya.

Terkait nama-nama empat orang ini. Achmad mengatakan pihaknya masih melakukan pengembangan, sehingga belum bisa disebutkan.

“Masih kami kembangkan dulu, nanti baru akan disampaikan perkembangan selanjutnya,” tuturnya.

Pengembangan ini juga terkait dengan dugaan, kapal ini sudah pernah mengirimkan sabu-sabu ke Indonesia sebelumnya. “Jaringan mananya, akan kami ungkap nanti,” ujarnya.

Sebelumnya diberitakan Kapal Sunrise Glory ini sempat kabur, saat akan didekati oleh KRI Sigurot 864, Rabu (7/2) lalu.

“Dari situlah, kami diamankan petugas karena gerak-geriknya mencurigakan dan ia menyalahi aturan perairan di Indonesia dengan mengibarkan bendera Singapura di perairan Indonesia,” ujar Komandan Guskamlabar, Laksamana Pertama Bambang Irwanto.

Setelah dihentikan dan diperiksa, ternyata seluruh dokumen yang dibawa, semuanya palsu atau hanya foto kopian saja. Dokumen tersebut menyatakan bahwa kapal tersebut adalah kapal tangkap ikan.

Mulanya Ke empat orang Cina Taipei ini, mengaku kapal yang dinaikinya adalah kapal milik orang Indonesia. Setelah di cek, ternyata mereka memasang empat bendera yakni Singapura, Indonesia, Malaysia dan Cina Taipei.

Hal tersebut dilakukan untuk penyamaran saja atau mengelabuhi petugas patroli laut di beberapa negara nantinya.

“Ternyata modus ini digunakan untuk menyelundupkan sabu,” ungkap Bambang. (ska)

Update