Jumat, 19 April 2024

Yusnadi, Pemburu Kamera Klasik Produk Dalam dan Luar Negeri

Berita Terkait

Yusnadi Nazar memperlihatkan koleksi kamera jadul di rumahnya, Minggu (11/2). F. Raja Ayu untuk Batam Pos

batampos.co.idJika sudah hobi mengoleksi sesuatu barang, kemana pun akan diburu untuk mendapatkan barang yang diinginkan dengan harga yang sesuai. Hal tersebut yang dilakukan Yusnadi Nazar,34, untuk mendapatkan sebuah kamera analog antik yang berbentuk klasik.

Saat ditemui, Lelaki yang akrab disapa Odi ini sedang memajang puluhan kamera jadul di rumahnya jalan Gatot Subroto Batu 5 Tanjungpinang. Odi juga tampak sedang membersihkan dan mengotak-atik kamera jadul koleksinya agar tetap bersih dan tidak berdebu.

Lelaki yang berprofesi sebagai jurnalis foto di media cetak Batam Pos tersebut mengaku memulai mengkoleksi kamera jadul (kamera tua, red) sejak tahun 2001 lalu. Awalnya ia diberi kamera jadul milik orang tuanya. Karena kecintaanya pada fotografi menjadikan dirinya pengkoleksi kamera analog tua atau kamera jadul.

Rata-rata kamera jadul miliknya buatan tahun 1940 hingga tahun 1990 berbagai jenis yang diproduksi di berbagai negara di Eropa dan Asia dengan berbagai merek seperti Yashica, Kodak, Ricoh, Canon, Nikon, Lubitel, Zenith, Fujica, Emy K, Anny 44, Minolta, Polaroid Land Camera, Konica, Olympus, Seagull dan Agfa. Sebagian kamera jadul tersebut masih bisa berfungsi dan layak pakai.

“Rata-rata kamera saya jenis Rangefinder Fix Lens, kamera Twins Lens Reflex (TLR) medium Format dengan dua lensa, Single Lens Reflex (SLR), kamera Polaroid dan kamera Viewfinder,” Ungkap Odi.

Selain kamera buatan eropa, Ia juga mempunyai kamera buatan Indonesia yakni Fujica M1, diproduksi tahun 1980 yang memiliki keunggulan seperti membuat foto dengan tehnik Multiple Exposure.

“Kita harus bangga Indonesia juga pernah produksi kamera sendiri dan bisa dikatakan kamera buatan Indonesia ini sudah canggih pada zamannya,” katanya.

Menurutnya, memotret menggunakan kamera jadul, lebih susah dibanding menggunakan kamera digital. Mulai dari memasukkan roll film atau klise ke dalam kamera, memotret, lalu mencuci film di kamar gelap dan kemudian mencetaknya. “Karena kepuasan dan sensasi berbeda yang membuat saya suka mengkoleksi kamera jadul,” ujarnya.

Untuk menggunakan kamera jadul tersebut, sambung Odi harus terlebih dahulu membeli roll film. Namun sekarang sudah sulit untuk mendapatkannya.

“Roll film sudah tidak ada yang jual, kalaupun ada harganya mahal,” paparnya.

Kamera analog, menurutnya lebih panjang usianya daripada kamera digital. Kamera analog lebih unggul dari segi penggunaan, asalkan dirawat dengan benar dan mempunyai roll film, hingga kapanpun tetap bisa digunakan.

“Kalau kamera digital ada limit penggunaannya, sedangkan kamera tua ini tidak ada limitnya dan tahan banting,” bebernya.

Menurutnya, merawat kamera jadul cukup rumit. Karena pada saat membersihkan harus sabar dan telaten. Untuk itu dirinya harus berhati-hati saat membersihkan kamera jadul koleksinya. “Merawatnya susah susah gampang, salah sedikit aja bisa rusak,” ujarnya.

Selain kamera jadul, odi juga mempunyai sepeda motor jadul Honda bebek c70 buatan tahun 1972 dan Honda bebek Grand buatan tahun 1990 yang digunakannya untuk bekerja sehari-hari. (jpg)

Update