Sabtu, 20 April 2024

Dua Bulan, Harga BBM Naik Tiga Kali

Berita Terkait

Operator SPBU simpang Kabil mengisi bahan bakar Pertamax ke dalam tanki mobil
Foto: Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Kenaikan harga BBM nonsubsidi sebanyak tiga kali dalam dua bulan terakhir bisa semakin menggerus daya beli konsumen kelas menengah. Masyarakat level bawah juga bisa terkena imbas karena jatah BBM yang harganya diatur pemerintah seperti premium dan solar terus menipis.

Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adhinegara mengatakan, sepanjang 2017, daya beli konsumen kelas menengah cenderung menurun.

”Ketika harga BBM nonsubsidi naik, efeknya cukup besar,’’ ujarnya, Minggu (25/2/2018).

Apalagi, konsumsi BBM yang harganya tidak diatur pemerintah seperti pertamax dan pertalite terus meningkat. Tahun lalu total konsumsi

  • Pertamax mencapai 6 juta kiloliter (kl)
  • Pertalite 15,403 juta kiloliter.
  • Premium mencapai 7 juta kiloliter

Angka itu lebih rendah daripada alokasi penetapan penyaluran premium oleh pemerintah yang mencapai 12,5 juta kl.

Bhima menambahkan, imbas ke inflasi dari harga BBM juga cukup besar.

”Efeknya, karena pengeluaran bensin meningkat, konsumsi masyarakat diprediksi tumbuh moderat antara 4,9–5 persen,’’ katanya.

Menurut Bhima, pemerintah perlu memitigasi dampak naiknya harga BBM nonsubsidi. Terlebih, kontribusi konsumsi cukup besar ke pertumbuhan ekonomi, yakni 56 persen. Dengan demikian, ketika konsumsi tertekan, pertumbuhan ekonomi menjadi kurang optimal.

’’Kalau harga BBM-nya naik, pemerintah perlu menurunkan harga pangan. Dengan begitu, tidak terjadi inflasi ganda di BBM dan pangan,’’ ujarnya.

Anggota Komisi VII (membidangi energi) DPR Rofi Munawar memandang bahwa kenaikan BBM nonsubsidi terjadi karena antisipasi dampak kenaikan harga minyak mentah tidak maksimal.

’’Tren produksi lifting minyak nasional terus menurun dalam satu dekade terakhir,’’ imbuh Rofi.

Akhir pekan lalu, Sabtu (24/2), PT Pertamina (Persero) kembali menaikkan harga BBM nonsubsidi. Kenaikan itu sudah kali ketiga dilakukan perseroan dalam waktu dua bulan terakhir. Hanya, selama tiga kali kenaikan tersebut, Pertamina tidak secara bersamaan menaikkan semua harga BBM nonsubsidi.

Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Adiatma Sardjito mengatakan, evaluasi harga jual BBM jenis umum atau BBM non penugasan dilakukan secara periodik. ’’Jika harga minyak dunia bergerak naik, harga jual BBM hingga ke konsumen harus mengalami penyesuaian. Kondisi yang sebaliknya juga bisa terjadi,’’ jelas Adiatma kemarin.

Saat ini harga minyak mentah Indonesia (ICP) per Januari 2018 mencapai USD 65,59 per barel. Sepanjang tahun lalu, rata-rata kenaikan ICP mencapai USD 4,69 per barel dari ICP Desember 2017 USD 60,90 per barel. Menurut dia, penyesuaian harga BBM jenis umum itu terjadi di semua wilayah dengan kenaikan rata-rata Rp 100 hingga Rp 300. (vir/c7/sof/jpg)

Update