Jumat, 29 Maret 2024

Kendalikan Inflasi, Kebutuhan Pangan Harus Terpenuhi

Berita Terkait

Pedagang sayuran sedang menyusun dagangannya di Pasar Fanindo, Tanjunguncang, Batuaji. | Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Kepala Bank Indonesia Perwakilan Kepri Gusti Raizal Eka Putera mengatakan tim pengendali inflasi daerah (TPID) menyiapkan sejumlah strategi yang dibutuhkan untuk mengendalikan inflasi di Bulan Maret.

“Pengendalian inflasi Maret difokuskan untuk mitigasi risiko inflasi dengan sejumlah rekomendasi,” kata Gusti, Sabtu (10/3).

Sejumlah rekomendasi tersebut antara lain merealisasikan kerja sama antardaerah untuk pemenuhan kebutuhan pangan, menyiapkan program dan strategi untuk mengantisipasi peningkatan permintaan di Bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri, penguatan data ketahanan pangan melalui penyusunan neraca pangan provinsi Kepri.

“Tujuannya adalah sebagai dasar pengambilan kebijakan dan media pengawasan,” ucapnya.

Rekomendasi menarik lainnya adalah mulai memanfaatkan bahan bakar gas sebagai substitusi bahan bakar minyak dan bahan bakar khusus. Lalu menyalurkan rastra secara tepat waktu dan membangun gudang untuk menjaga ketahanan pangan lokal.

Rekomendasi-rekomendasi tersebut diperlukan mengingat meskipun inflasi di bulan Maret cenderung stabil, tapi ada sejumlah risiko inflasi yang harus diwaspadai. Risiko-risiko tersebut antara lain tren peningkatan harga migas dunia yang berpotensi mendorong peningkatan harga BBM Non Subsidi, lalu tren kenaikan harga komoditas batubara juga dapat memicu kenaikan tarif dasar listrik.

“Kemudian rencana kenaikan batas bawa tarif angkutan udara dapat memicu inflasi administered price. Selanjutnya adalah potensi pencabutan HET oleh pemerintah yang dapat mendorong peningkatan harga beberapa komoditas seperti beras,” ucapnya.

Untuk bulan Februari lalu, indeks harga konsumen (IHK) Kepri mengalami deflasi sebesar 0,03 persen (mtm) dan lebih rendah dari bulan lalu sebesar 0,88 persen (mtm). Deflasi bulan lalu didorong oleh penurunan harga bayam, kacang panjang, bawang merah, kangkung dan sawi hijau.

Sedangkan Kepala BPS Kepri, Panusunan Siregar mengatakan dari 339 komoditas yang menyusun inflasi kota Batam, 72 komoditas mengalami kenaikan harga dan 52 komoditas mengalami penurunan harga.

Ia kemudian menambahkan, ada 20 komoditi yang BPS soroti untuk dijaga kestabilan harganya.Pada umumnya adalah komiditi hasil pertanian seperti beras, telur ayam ras, daging ayam ras, bayam, kangkung, kacang panjang, cabai rawit, cabai hijau, bawang merah, bawang putih, dan ikan seperti cumi, sotong, belanak.

“Seperti yang saya sampaikan pada rapat TPID lalu, 20 komiditi ini penyumbang inflasi,” tuturnya.

Salah satu penyebab kenaikan komoditi ini ialah suplay tidak mampu memenuhi kebutuhan masyarakat. Hal ini bisa terjadi karena memang belum ada perhatian serius dari stakeholders untuk mengawal stabilitas harga. Tetapi ada juga kelangkaan barang karena faktor alam seperti gelombang besar yang menjadikan para nelayan tidak berani melaut dan demikian juga kapal pengangkut sembako tidak berani melakukan pelayaran.(leo)

Update