Kamis, 25 April 2024

Pesawat Airfast Berhasil Dievakuasi ke Hang Nadim

Berita Terkait

Air Fast

batampos.co.id – Pesawat Airfast type twin otter dengan call sign PK-OCK, kini sudah berada di Bandar Udara Hang Nadim batam, pagi ini, Ahad sekira pukul 07.40.

Selanjutnya pesawat tersebut akan dicek oleh tim Airfast Jakarta yang diperkirakan tiba siang ini.

Ini adalah prosedur yang harus dilakukan untuk memastikan pesawat tersebut laik terbang sesuai schedule charter route Hang Nadim – Pulau Bawah, Anambas.

Demikian keterangan Suwarso, Direktur BUBU Hang Nadim.

Seperti diberitakan, pesawat Airfast Indonesia jenis twin otter mendarat darurat di Pantai Ocarina, Sabtu (10/3) sekitar pukul 13.20 WIB.

Mendarat darurat sebab seharusnya ia mendarat di bandara Hang Nadim.

Pesawat ini mengangkut 8 penumpang warga negara asing dari Amerika, Australia dan sebagian dari Afrika.

Menurut General Manager Bandara Hang Nadim Batam, Suwarso, pesawat amfibi baling-baling ganda PK OCK mendarat darurat karena salah satu komponen mesinnya yakni landing gear atau hidrolik roda pendaratannya mengalai kerusakan atau tak bisa terbuka.

“Pesawat buatan Amerika ini adalah pesawat carter, yang dipesan oleh salah satu perusahaan di Singapura untuk mengangkut penumpang dari Singapura yang hendak menikmati indahnya panorama Pulau Bawah. Saat di udara semua mesin tak ada masalah, hanya saja sistem hidrolik di roda pendaratannya tak bisa terbuka saat hendak landing di Bandara Hang Nadim,” ujar Suwarso.

Sebuah pesawat Airfast mendarat darurat di kawasan Pantai Ocarina, Sabtu (10/3). F Cecep Mulyana/Batam Pos

Pilot pesawat Airfast Indonesia, lanjut Suwarso, saat berada di udara mencoba memperbaiki sistem hidrolik saat di udara melalui panel di kokpit pesawat.

Ternyata hidrolik roda pendaratan tersebut tak bisa diperbaiki dalam waktu singkat di udara.

“Dari situlah pilot memutuskan mencari alternatif pendaratan terdekat dari titik penerbangannya. Ada dua alternatif titik yang dipilih awalnya, yakni di perairan Marina dan di pantai Ocarina,” terang Suwarso.

Dari dua titik alternatif pendaratan tersebut, lanjutnya, dipilihlah pantai Ocarina. Pertimbangan pilot saat itu, pantai Ocarina posisinya lebih dekat dari Bandara Hang Nadim Batam. Selain itu di Pantai Ocarina tak begitu ramai dilintasi kapal laut dan pertimbangan terpenting, di Pantai Ocarina memiliki teluk yang aman untuk digunakan landing pesawat di perairan.

“Semua penumpang berjumlah delapan orang WNA selamat. Begitu juga dua kru pesawat. Saat ini teknisi dari Airfast Indonesia sedang mengecek engine pesawat serta memperbaiki sistem hidrolik roda pendaratan atau landing gear pesawat di perairan Ocarina,” terang Suwarso.

Delapan penumpang sendiri, begitu mendara di perairan Ocarina, langsung diantar ke Pelabuhan Internasional Batam Centre kembali ke Singapura.

Pesawat carter Airfast Indonesia yang bermarkas di Bandara Hang Nadim Batam sendiri sudah dua bulan menerbangi rute Bandara Hang Nadim Batam-Pulau Bawah.

Delapan penumpang yang kesemuanya WNA ini berkumpulnya di Singapura. Pesawat tersebut sudah dipesan oleh salah satu perusahaan di Singapura untuk mengangkut WNA di Singapura yang hendak menikmati panorama di Pulau Bawah melalui Bandara Hang Nadim Batam.

“Delapan penumpang ini dari Singapura menyeberang ke Batam menggunakan feri. Sampai di Batam, oleh pihak Airfast Indoneisa dijemput ke Bandara Hang-Nadim Batam dan diantar terbang menuju Pulau Bawah. Delapan penumpang inilah yang menyewa pesawat amfibi Airfast Indonesia melaluu salah satu perusahaan atau biro perjalanan di Singapura,” ujar Suwarso mengakhiri. (ptt/gas)

Update