Sabtu, 20 April 2024

Warga Batam Kok Banyak yang Enggan Lewat Jembatan Ya …

Berita Terkait

Sejumlah murid SD berjalan dibawah jembatan penyebrangan orang yang berada di Simpang Kuda Sei Panas, Selasa (13/3). F Cecep Mulyana/Batam Pos

batampos.co.id – Keberadaan Jembatan Penyebrangan orang (JPO) di Simpang Kuda Seipanas tak berfungsi sebagaimana mestinya. Padahal JPO tersebut berada tak jauh dari dua lokasi sekolah dasar (SD) Batamkota.

Para pelajar lebih memilih menyebrang di jalan protokol ketimbang harus melalui JPO. Apalagi pembatas jalan antara kedua ruas terkesan alakadarnya. Para pelajar masih bisa menyebrang jalan dibawah jembatan untuk sampai kesembrang.

Mirinya lagi jalur tersebut cukup rawan karena berada ditikungan. Banyak kendaraan melaju dengan kecepatan tinggi sehingga dinilai membahayakan nyawa para pelajar yang masih duduk dibangku sekolah dasar.

“Pengendara yang lewat sering ngebut, tapi anak-anak tampak lebih memilih menyebrang jalan dari pada lewat JPO,” kata Meri, warga Seipanas.

Menurut dia, situasi semakin mengkhawatirkan saat ratusan anak berduyun-duyung pulang sekolah. Posisi sekolah yang berada dipinggir jalan membuat pelajar berkumpul sebelum menyebrang.

“Kadang mereka berlari tanpa liat kanan kiri. Bukan hanya membahayakan pelajar tapi juga pengendara yang melintas. Kita juga tak mungkin menyalahkan anak kecil itu,” imbuh wanita berusia 30 tahun ini.

Ridwan salah satu pelajar yang duduk dibangku kelas 4 SD mengaku sudah terbiasa menyebrang jalan dari pada lewat JPO. Alasanya, lebih praktis karena tak harus naik turun tangga.

“Kalau nyebrang hati-hati kok, capek naik keatas. Jadi milih menyebrang saja,” ujarnya.

Hal senada dikatakan rekannya, Trias. Ia yang tinggal di kawasan Pondok Asri dipercaya orang tua untuk pulang sendiri.

“Pulang bareng teman-teman tak dijemput. Biasa nyebrang aja, tak ada lewat jembatan. Tapi ada juga kok teman yang lewat jembatan,” imbuh Trias.

Tak hanya JPO, banyak dari orang tua yang kerap melawan arus lalu lintas saat hendak mengantar anaknya ke sekolah. Mereka memilih membawa kendaraan roda dua melawan arus karena posisi sekolah tak jauh dari pinggir jalan.

“Nekat aja, liat kendaraan sepi juga. Soalnya kalau muter jauh lagi,” imbuh Asni ibu tiga anak yang tiap hari melawan arus demi mengantar atau menjemput anaknya ke sekolah. (she)

Update