Kamis, 25 April 2024

Tak Ada Lagi Lahan Kosong di TPU Seitemiang

Berita Terkait

Gelar Apel Antisipasi Kejadian Bencana

Ganjar Tegaskan Akan jadi Oposisi

Pemakaman umum Seitemiang, Sekupang, Jumat (16/3). TPU Seitemiang ini terapkan sistim sisip untuk makam baru karena tidak ada lahan kosong lagi. F Dalil Harahap/Batam Pos

batampos.co.id – Taman Pemakaman Umum (TPU) Seitemiang mulai kehabisan lahan. Yayasan Khairul Umma, selaku pegelolah TPU Muslim Seitemiang mulai kewalahan mencari lahan untuk kuburan baru. Itu karena lahan TPU seluas enam haktare semuanya sudah terpakai. Puluhan ribu makam mulai tahun 1950 an telah memenuhi lokasi TPU tersebut.

Sepanjang tahun 2018 ini, untuk makam baru pengelolah TPU tersebut terpaksa menerapkan sistem sisip. Makam baru disisipkan di blok-blok yang sudah ada. Pengelolah tak bisa menambah blok baru lantaran tak ada lahan yang kosong lagi. “Selama ini sudah sistem sisip. Mana yang masih ada kosong kami sisipkan disitu. Untuk blok baru tak ada lagi,” ujar Sekretaris Yayasan Khairul Uma Zailani, Jumat (16/3).

Penerapan makam sistem sisip itu diakui Zailani tak akan berlangsung lama sebab lahan kosong di blok-blok pemakan yang sudah ada juga sudah sangat minim. Bahkan sebagian lahan yang semula dialokasikan untuk lorong jalan di blok pemakaman juga mulai digunakan untuk makam baru. “Lorong-lorong antar blok juga sudah kami pakai sebagian. Makam jadi rapat-rapatlah sekarang. Ya gimana lagi memang situasinya seperti ini,” tutur Zailani.

Terkait rencana menimpah makam tua yang tak diurus oleh ahli waris dan makam Mr/Mrs X diakui Zailani juga belum bisa dilaksanakan karena pertimbangan sosial lainnya. “Itulah yang masih dipertimbangkan. Karena masih bisa disisip penimpah belum bisa dilakukan,” tuturnya.

Sebelumnya Zailani mengaku pihaknya sudah berencana menimpah makam tua dan makam tanpa nama tersebut. Itu karena sudah puluhan tahun tak terurus lagi sebab tak ada ahli waris. Rencana itu untuk menjaga ketersediaan lahan TPU tersebut. Namun belakangan pihak pengelolah kembali menundah rencana penimpahan itu sembari menunggu kebijakan lain dari Pemerintah Kota Batam. “Mana tahu ada alokasi lahan lain. Kasian juga kalau ditimpa. Makanya ini kami tunda dulu. Nanti kalau memang sudah benar-benar terdesak ya apa boleh buat,” tuturnya.

Untuk blok Mr/Mrs X saat ini da sekitar 112 makam sementar blok A makam tua yang sudah ada sejak tahun 1950 ada sekitar 20 an makam. Meskipun nantinya kedua blok tersebut ditimpah, kata Zailani itu tak menjadi solusi yang mutlak sebab lahan yang tersedia dari kedua blok itu juga terbatas. “Paling satu dua bulan sudah penuh lagi. Rata-rata sehari empat sampai lima orang meninggal yang dimakamkan di sini,”tutur Zailani.

Untuk solusi jangka panjanganya, pihak pengelolah berharap agar pemerintah daerah segera menyediakan lahan pengganti lain agar makam-makam baru nanti dialihkan ke lokasi pemakaman yang baru itu. “Solusinya cuman itu saja. Kami berharap pemerintah segera mendapatkan lahan baru buat TPU ini. Di sini memang sudah penuh pak,” harap Zailani. (eja)

Update