Jumat, 29 Maret 2024

Data Registrasi Kartu Prabayar Selisih 45 Juta

Berita Terkait

ilustrasi

batampos.co.id – Program registrasi kartu seluler prabayar menyimpan potensi masalah. Ombudsman Republik Indonesia (ORI) menerima informasi penggunaan satu nomor induk kependudukan (NIK) untuk ratusan ribu nomor seluler.

”Hampir semua jenis produk (seluler). Bahkan ada indikasi mesin atau robotik untuk lakukan itu,” ungkap anggota ORI, Ahmad Alamsyah Saragih, Senin (19/3).

Dia menuturkan tindakan itu bisa dilakukan oleh pihak di tingkat distributor hingga outlet. Nah, pihak operator seluler bisa dianggap membiarkan dengan pendaftaran satu NIK untuk ribuan nomor tersebut. ”Ada pembiaran, yang melakukan atau mengetahui bisa kena (pidana). Mumpung ada waktu untuk bisa benahi,” ujar Alamsyah.

Laporan ORI ini selaras dengan data dari Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo). Jumlah SIM card yang diregistrasi dengan jumlah validasi NIK dan nomor kartu keluarga (KK) jauh beda. Tidak tanggung-tanggung, perbedaannya mencapai 45 juta aktivasi.

Hasil rekapitulasi hingga 13 Maret menyebutkan, SIM card yang berhasil diregistrasi dan tercatat di operator 304,86 juta kartu. Sedangkan jumlah validasi NIK dan KK di Dukcapil Kemendagri mencapai 350,78 juta.
Hal ini disampaik Menkominfo Rudiantara saat rapat dengan Komisi I DPR, kemarin.

Anggota Komisi I DPR Roy Suryo Notodiprojo menyayangkan kondisi tersebut. Dia masih menilai wajar jika perbedaan hanya 5 juta saja. Tapi, jika perbedaan mencapai 45 juta, berarti ada persoalan. ”Saya lihat secara teknis ada salah sistem atau kurang rapi sistem,” kritik Roy.

Mantan Menpora itu menjelaskan, persoalan perbedaan data yang sangat masif itu bisa saja terjadi karena masalah teknis sistem IT. Seharusnya, IT bisa langsung menolak ketika ada aktivitas registrasi yang menggunakan NIK-KK sama. Jika ada penolakana registrasi, pelanggan akan datang ke gerai resmi operator untuk mencocokan data.

Menyikapi perbedaan yang sangat besar itu, Menkominfo Rudiantara menyebut ada empat hal yang bisa menjadi penyebab. Pertama, ada satu NIK-KK digunakan untuk registrasi lebih dari satu nomor SIM card. Kedua, ada satu NIK-KK dan 1 nomor SIM card yang digunakan registrasi lebih dari satu kali.

Ketiga, ada satu nomor SIM card diregistrasi lebih dari satu kali dengan nomor NIK-KK yang berbeda-beda. Keempat, proses validasi yang tercatat berhasil di data Dukcapil Kemendagri, tetapi tercatat tidak berhasil di operator seluler.

Dalam waktu dekat, Rudiantara berjanji akan melakukan konsolidasi bersama operator dan Kemendagri terkait perbedaan itu. ”Tunggu (sampai, Red) bulan Mei. Sabar kenapa,’’ ucapnya. Pada Mei nanti, data registrasi bakal disajikan secara final.

Pada pertemuan itu dia juga membantah ada kebocoran data NIK dan KK pemilik kartu prabayar yang digunakan untuk registrasi. Apalagi sumber kebocoran itu disebutkan terjadi di Kementerian Kominfo. Rudiantara mengatakan Kominfo tidak mempunyai data NIK dan KK serta nomor seluler yang registrasi.

’’Kominfo hanya monitor jumlah pelanggan yang registrasi. Hari ini berapa yang registrasi. Itu aja,’’ tegasnya. (wan/jun/ang/jpg)

Update