Jumat, 29 Maret 2024

Overlapping? Entahlah

Berita Terkait

Sedikit gambaran soal hasil diskusi dengan teman-teman pengusaha Batam: yang dibutuhkan saat ini adalah berbagai kemudahan dalam berinvestasi, regulasi yang jelas dan tidak berubah-ubah, serta kondusivitas yang terjaga.

Berbagai upaya dilakukan untuk mengembalikan “gairah” hidup Batam. Yang lagi tren adalah event. Apakah berhasil? Entahlah.

Banyak event diagendakan, baik oleh pemerintah daerah maupun Badan Pengusahaan (BP) Batam. Semuanya berorientasi pada pariwisata.

Yang menarik, event yang dibuat itu menuai pro dan kontra. Terutama event yang digarap BP Batam.

Wajar! Karena hasilnya belum terlihat. Tidak ada juga tolok ukur yang menyatakan event tersebut sukses atau tidak. Entahlah.

Alhasil, tidak sedikit pengusaha yang bilang BP Batam keluar jalur. Overlapping. Bahkan ada yang bilang offside.

Banyak pula yang menyebut jika event-nya kurang menarik wisatawan. Entahlah.

Sah-sah saja. Bisa iya, bisa tidak. Tergantung dari sudut pandang mana menilainya.
Contohnya, sorotan soal tugas pokok dan fungsi (tupoksi) BP Batam sempat disampaikan ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Batam, Jadi Rajagukguk. Dia mendesak agar BP Batam fokus mengembangkan investasi dan mengurangi kegiatan-kegiatan pariwisata.

Apa yang disampaikan pengusaha kondang itu tidak ada salahnya. Menurutnya, sudah semestinya BP Batam konsentrasi pada investasi dan perdagangan. Yakni bagaimana mengembangkan kawasan investasi, menarik investor sebanyak-banyaknya, meningkatkan lalu lintas perdagangan, dan membantu Pemko Batam membangun berbagai fasilitas serta infrastruktur di Batam.

“Namanya saja Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP-KPBPB Batam), sesuai Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2000 tentang Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas, mengurusi soal investasi, perdagangan, kalaupun ada pariwisata lebih kepada pengembangan kawasan industri pariwisata,” demikian pernyataan Jadi beberapa waktu lalu dikutip dari Batam Pos.

Saya pun sempat waswas, karena apa yang dilakukan BP Batam mirip dengan “perusahaan” event organizer (EO). Untungnya, hanya menjadi guyonan saya dengan rekan-rekan kerja. “Jangan-jangan EO Batam Pos punya saingan untuk menggelar event,” celetuk saya beberapa waktu lalu. Kwakakakak

Ada benarnya juga sih. Untuk menggelar event, perlu kolaborasi dengan pemerintah. Atau serahkan saja ke pemerintah melalui satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait. Ada yang membidangi kok. Istilah bekennya: bagi-bagi job.

Meskipun sebagai lembaga negara yang mengelola kawasan Free Trade Zone (FTZ), BP Batam memiliki tugas untuk mengelola pariwisata. Namun sebisa mungkin jangan sampai ada overlapping. Hehehehe

Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kepri, Denni Rade Situmeang juga sempat angkat suara terkait event yang digelar. “Jika ingin membuat event, maka buatlah event yang meningkatkan kunjungan wisman (wisatawan mancanegara), bukan hanya untuk menghibur masyarakat Batam saja,” saran dia seperti dikutip koran Batam Pos.

Nah, kalau terkait kualitas event, saya belum bisa berkomentar banyak. Karena saya sendiri belum pernah menyaksikan secara langsung event yang digelar itu. Maklum, sejak tiba di Batam tujuh bulan lalu, saya belum menonton satupun event di Batam. Hehehehehe

Sudahlah. Yang pasti, kritik dan saran dari para pemangku kepentingan ada baiknya didengar. Percuma menggelar banyak event kalau sasarannya tidak jelas. Cuma hambur uang. Istilah kerennya: bakar duit.
Daripada bakar duit, lebih baik dipakai untuk membangun destinasi wisata baru. Bisa wisata alam, wisata belanja, atau apalah. Bisa didiskusikan bersama.

Alternatif lainnya, bisa juga dilarikan ke infrastruktur seperti mempercantik pelabuhan dan bandara, atau lainnya.

Saya pikir, yang diinginkan masyarakat, khususnya para pemangku kepentingan, bukan hanya menonton event. Melainkan bagaimana ekonomi bisa tumbuh, investasi berjalan, serta kenyamanan tinggal di kota ini.

Untuk merealisasikan itu semua, dibutuhkan gebrakan-gebrakan dalam hal kebijakan hingga regulasi yang pro-ekonomi. ***

 

Guntur Marchista Sunan
General Manager Batam Pos

 

Update